Rabu 13 Jul 2022 22:16 WIB

Bio Farma Bakal Produksi 22 Juta Vaksin Covid-19 BUMN 22 pada Tahun Ini

Bio Farma akan mengajukan izin darurat pada triwulan keempat.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dokter Lucia Rizka Andalucia  memberikan sambutan saat kunjungan center uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 BUMN di Puskesmas Binamu Kota, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (12/7/2022). Sebanyak 4.050 subjek dalam uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 BUMN dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Semarang, Padang dan Makassar.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dokter Lucia Rizka Andalucia memberikan sambutan saat kunjungan center uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 BUMN di Puskesmas Binamu Kota, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (12/7/2022). Sebanyak 4.050 subjek dalam uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 BUMN dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Semarang, Padang dan Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bio Farma menargetkan akan memproduksi vaksin COVID-19 BUMN sebanyak 22 juta dosis di tahap awal. Produksi ini direncanakan pada Desember 2022.

Vaksin COVID-19 BUMN ini telah memasuki uji klinis fase 3 dan tengah dilakukan di dua daerah terakhir yakni Padang, Sumatera Barat dan Makassar, Sulawesi Selatan. Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki menyebut bahwa akan segera menyiapkan EUL (Emergency Use Listing) atau izin penggunaan darurat terhadap vaksin COVID-19 di triwulan empat jika telah dipastikan semua tahapan pembuatan vaksin rampung.

Baca Juga

"Kita rencanakan produksi 20 juta dosis vaksin COVID-19 BUMN di Desember 2022. Kita harap semua perencanaan lancar," ungkap Sri saat kunjungan ke pusat uji klinis yang dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Selasa (13/7/2022).

Sebelumnya, uji klinis fase 3 Vaksin COVID-19 telah dilakukan pada sejumlah daerah seperti Semarang dan Lombok sebanyak 1.440 subjek dan Jakarta 420 subjek. Sementara di wilayah Sulsel yang dilakukan kedua kali di Kota Makassar dan Kabupaten Jeneponto berjumlah 465 subjek, sedangkan Padang, Sumbar sebanyak 1.725 subjek.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr Lucia Rizka Andalucia menyebut Indonesia yang memiliki penduduk sekitar 270 juta jiwa membutuhkan vaksin sangat banyak. Jika Indonesia terus melakukan impor maka dinilai sama saja mempekerjakan orang asing atau menyiapkan pendapatan bagi negara lain.

Sedangkan Indonesia berpeluang untuk membuat vaksin COVID-19 dengan SDM yang tersedia."Padahal kita juga punya SDM. Dengan begitu berbagai sektor bisa diselesaikan, kesehatan dan ekonomi yang mensubtitusi vaksin impor menjadi vaksin dalam negeri. Kita juga mempunyai pandangan, ke depan vaksin COVID-19 milik BUMN ini dijual ke luar negeri," ujarRizka.

Rizka menilai bahwa pada proses pengembangan produk, khususnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 80 persen sehingga menjadi prioritas.

M Rahman Roestan selaku Direktur Operasi Bio Farma juga menambahkan bahwa sejumlah negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) telah menunggu hasil dari produk vaksin COVID-19 BUMN, khususnya di negara sendiri."Bio Farma memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tapi kita juga sudah memiliki kepercayaan global untuk industri vaksin. Seperti negara di Afrika, timur tengah dan Arab Saudi menggunakan vaksin imunisasi dasar Indonesia dan menunggu vaksin COVID-19 BUMN," ujar dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement