REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi penduduk Uni Eropa dilaporkan menyusut setelah pandemi Covid-19 selama dua tahun berturut-turut. Uni Eropa melaporkan dua juta kematian akibat virus corona. Menurut Eurostat, populasi dari 27 negara di Uni Eropa turun hampir 172 ribu dari tahun sebelumnya dan lebih dari 656 ribu dari Januari 2020.
"Pada tahun 2020 dan 2021, migrasi bersih positif tidak lagi mengimbangi perubahan alami negatif di UE dan sebagai akibatnya, total populasi UE telah menurun," tulis Eurostat menunjuk pada dampak pandemi seperti dilansir dari laman Fox News, Kamis (14/7/2022).
Jumlah kematian mulai melebihi kelahiran di UE satu dekade lalu, tetapi imigrasi dari luar blok membantu mengimbangi kesenjangan hingga tahun pertama pandemi. Sebelumnya UE mencatat penurunan populasi adalah pada tahun 2011, tetapi ini dengan cepat meningkat karena migrasi bersih. Mengingat pandemi, populasi yang menua dan tingkat kesuburan yang relatif rendah, Eurostat mengatakan kematian harus terus melampaui kelahiran di tahun-tahun mendatang.
“Jika ini masalahnya, penurunan atau pertumbuhan populasi UE secara keseluruhan di masa depan kemungkinan besar akan sangat bergantung pada kontribusi yang dibuat oleh migrasi bersih,” lanjut Eurostat dalam pernyataan tertulisnya.
Sementara Italia, Polandia, dan Rumania mencatat penurunan populasi terbesar, lebih dari setengah negara anggota UE mengalami peningkatan populasi, dipimpin oleh Prancis, Belanda, dan Swedia. Eurostat menghitung 446,8 juta orang yang tinggal di dalam UE pada Januari 2022.