Kamis 14 Jul 2022 17:47 WIB

Turki, Rusia, dan Ukraina Sepakat Dirikan Pusat Koordinasi untuk Ekspor Gandum

PBB memperingatkan bahwa perang Rusia di Ukraina menimbulkan ancaman kelaparan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang petani di ladang gandum miliknya di Dnipropetrovsk, Ukraina, Senin, 4 Juli 2022. Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengumumkan bahwa, pejabat Turki, Ukraina, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mendirikan pusat koordinasi di Istanbul.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Seorang petani di ladang gandum miliknya di Dnipropetrovsk, Ukraina, Senin, 4 Juli 2022. Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengumumkan bahwa, pejabat Turki, Ukraina, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mendirikan pusat koordinasi di Istanbul.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengumumkan bahwa, pejabat Turki, Ukraina, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mendirikan pusat koordinasi di Istanbul. Pusat koordinasi ini bertujuan untuk memfasilitasi ekspor gandum Ukraina.

Akar mengatakan, Turki, Ukraina, Rusia, dan PBB menemukan kesamaan dalam masalah teknis. Seperti keselamatan navigasi di rute transfer, serta kontrol bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan. 

Baca Juga

Perwakilan Ukraina dan Rusia akan berkumpul di Turki pada pekan depan untuk meninjau rincian perjanjian. Termasuk menandatangani dokumen yang relevan agar membuat kesepakatan itu menjadi resmi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, kesepakatan yang baru saja diperantarai untuk memfasilitasi ekspor gandum Ukraina, memberikan secercah harapan bagi mereka yang menderita kelaparan di seluruh dunia.

"Hari ini akhirnya kita memiliki secercah harapan untuk meringankan penderitaan manusia, dan mengurangi kelaparan di seluruh dunia, secercah harapan untuk mendukung negara-negara berkembang dan orang-orang yang paling rentan, secercah harapan untuk membawa tindakan stabilitas yang sangat dibutuhkan untuk sistem pangan global,” kata Guterres, dilansir Anadolu Agency, Kamis (14/7/2022).

Ukraina merupakan pengekspor gandum terbesar kelima di dunia. Pada Juni lalu, pejabat PBB memperingatkan bahwa, perang Rusia di Ukraina menimbulkan ancaman kelaparan, destabilisasi, dan migrasi massal di seluruh dunia. Terutama ketika Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam yang menjadi jalur pengiriman biji-bijian ke dunia.

Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Kremlin mencoba menggunakan ekspor pertanian Ukraina sebagai "pemerasan" untuk mendapatkan pengaruh agar Barat mencabut sanksi terhadap Moskow. Sementara Rusia membantah telah mencuri gandum dari Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement