REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia melaporkan kematian harian tertinggi akibat Covid-19 pada Kamis (21/7/2022). Sementara jumlah rawat inap di rumah sakit mendekati tingkat rekor tertinggi di tengah gelombang varian Omicron yang sangat menular.
Australia melaporkan jumlah kematian harian tertinggi sejak gelombang Omicron pertama pada awal tahun ini. Australia mencatat 89 kematian akibat virus corona pada Kamis dan 90 kematian pada Rabu (20/7/2022).
Australia mencatat lebih dari 55.600 kasus baru pada Kamis dan menjadi yang tertinggi sejak 18 Mei. Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan para pemimpin negara bagian dan pejabat kesehatan federal tidak merekomendasikan penggunaan masker di dalam ruangan, meskipun ada saran dari beberapa dokter.
Albanese telah menolak tekanan dari beberapa pakar kesehatan untuk memberlakukan mandat masker. Dia mengatakan pejabat kesehatan juga harus mempertimbangkan efek dari pembatasan sosial yang ketat terhadap kesehatan mental.
"Tidak ada gunanya memiliki mandat (penggunaan masker) kecuali jika dipaksakan," kata Albanese kepada Radio ABC.
Australia berhasil menghindari tingginya angka kematian akibat Covid-19 selama gelombang pertama pandemi karena tingkat kepatuhan publik yang tinggi terhadap pembatasan sosial. Gelombang Omicron terbaru mendorong kapasitas di rumah sakit Australia mendekati puncaknya pada Januari. Sekitar 5.350 pasien dirawat di rumah sakit, dan beberapa negara bagian sedang berjuang melawan rekor penerimaan pasien Covid-19 yang melonjak.
Pihak berwenang telah mendesak perusahaan swasta agar karyawan mereka dapat bekerja dari rumah. Pihak berwenang juga merekomendasikan orang-orang untuk segera mendapatkan suntikan booster.
Sejauh ini, sekitar 71 persen dari populasi Australia telah menerima booster mereka. Sekitar 95 persen orang di atas 16 telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Sejak pandemi dimulai, Australia telah melaporkan sekitar sembilan juta kasus Covid-19 dan 10.968 kematian.