Kamis 21 Jul 2022 14:55 WIB

Wanita Muslim Berbagi Pengalaman Alami Islamofobia di Prancis

Wanita Muslim Prancis yang mengenakan jilbab rentan terhadap Islamofobia.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Prancis saat berunjuk rasa menentang larangan jilbab. Wanita Muslim Berbagi Pengalaman Alami Islamofobia di Prancis
Foto:

Ironisnya, Picardy adalah kota kelahiran presiden Prancis Emmanuel Macron, yang diakui banyak orang sebagai tempat merajalelanya Islamofobia di negara itu. Pada 2020, serangan Islamofobia di Prancis meningkat sebesar 53 persen dan beberapa orang melihat ini sebagai akibat dari komentarnya yang berapi-api terhadap Muslim dan kebijakan anti-Islamnya.

Hal tersebut termasuk penutupan 22 masjid di seluruh Prancis dalam 18 bulan terakhir dan usulan larangan jilbab yang dikenakan oleh anak di bawah umur.

Macron membenarkan tindakannya untuk mempertahankan nilai-nilai sekuler di Prancis. Dia telah berbicara secara terbuka tentang ancaman radikalisme Islam di Prancis, menambahkan Islam sedang dalam krisis di seluruh dunia.

Selain itu, pemilihan presiden baru-baru ini pada April dengan jelas menunjukkan bagaimana pandangan Macron telah berkontribusi pada sikap bermusuhan negara tersebut terhadap minoritas. Macron menghadapi kandidat sayap kanan Marine Le Pen, pemimpin Sekutu Nasional, yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nasional. Dia memperoleh pangsa suara yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 41,5 persen, peningkatan yang signifikan dari pemilihan presiden sebelumnya.

Angka-angka ini tidak hanya menunjukkan popularitas Le Pen yang semakin meningkat dan sejauh mana sayap kanan mendapatkan momentum di Prancis. “Saya baru-baru ini disebut sebagai cercaan Islamofobia di lingkungan saya, yang belum pernah terjadi pada saya sebelumnya,” kata Assia.

Dia menambahkan itu tidak terasa seperti kebetulan dan kejadian itu adalah bagian tak terpisahkan dari normalisasi yang berkembang menjadi terbuka dan vokal tentang kebencian terhadap Muslim. Maka tidak mengherankan jika banyak Muslim merasa kecewa dengan Macron dan takut akan masa depan mereka di Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement