Sabtu 23 Jul 2022 09:36 WIB

Meneladani Kehidupan Rasulullah Sejak Dini

Tradisi maulid membiasakan diri meneladan kehidupan Rasulullah SAW.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Peserta mengikuti pawai Maulid Nabi di Kampung Nelayan Nambangan-Cumpat, Surabaya, Jawa Timur.
Foto:

Saat kelahiran Nabi pun berbagai peristiwa luar biasa terjadi, pada malam kelahiran itu, seperti singgasana Kaisar Kisra dan 14 buah jendela besar di sana, runtuh. Kemudian api abadi yang menyala selama seribu tahun di Persia mendadak padam. Mengapa kejadian- kejadian ini dimunculkan oleh Allah SWT? Dijelaskan bahwa kejadian besar tersebut muncul menandakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT telah merayakan kelahiran Nabi Muhammad di Alam ini sebagaimana Dia telah pula membuat salam sejahtera pada kelahiran nabi-nabi sebelumnya. Rasulullah memuliakan hari kelahirannya. Buktinya adalah ketika ditanya mengenai puasa di hari Senin, dia menjawab, Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan. (Shahih Muslim hadis nomor 1162).

Untuk itu, menurut Habib al-Musawa, Rasulullah SAW telah dengan tegas dan jelas memberi pemahaman bahwa hari Senin itu berbeda di hadapan Nabi dibandingkan hari lainnya. Karena hari Senin itu adalah hari kelahiran Nabi Muhammad, sehingga ketika ditanya mengapa berpuasa di hari demikian Nabi tidak menjawab bahwa hari Senin itu mulia atau bagaimana, tapi Nabi menjawab bahwa hari Senin adalah hari kelahirannya.

Hal ini, menurut Habib al-Musawa, menunjukkan bahwa bagi Nabi Muhammad SAW hari kelahirannya memiliki nilai tambah dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Untuk itulah seiring berjalannya waktu sepeninggal Nabi Muhammad SAW, kalangan sahabat, tabiin, hingga umat Islam saat ini senantiasa merayakan hari kelahiran Nabi dengan khidmat dan perbuatan baik. Seperti bershalawat bersama, berzikir, dan mengisi majelis dengan hikmah dan ilmu.

Pendakwah Ustaz Nur Fadhillah menjelaskan, munculnya kitab-kitab maulid Nabi bukan berasal dari era kontemporer belaka. Menurut dia, kitab-kitab maulid disusun oleh orang- orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW.

"Buktinya di bacaan (teks) rawi, misalnya, disebutkan bahwa nahnu min qaumin bihi sakanuyang artinya 'Kami adalah umat yang ting gal di sini', di mana? Di Madinah, di sekitar Masjid Nabawi. Itu artinya apa? Yang menyusun kitab-kitab maulid ini sumbernya terpercaya, orang-orang yang dekat dengan Nabi," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement