Ahad 24 Jul 2022 17:55 WIB

China Gelar Pameran Wisata Internasional

Ada 71 negara dan wilayah yang mengikuti pameran wisata internasional

Wisatawan berswafoto di area objek wisata bukit warna-warni Taman Bumi Nasional Ashgang di Kabupaten Guide, Provinsi Qinghai, China. Pameran Pariwisata Intenasional China (CITM) kembali digelar setelah setahun lebih mandek akibat pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Wisatawan berswafoto di area objek wisata bukit warna-warni Taman Bumi Nasional Ashgang di Kabupaten Guide, Provinsi Qinghai, China. Pameran Pariwisata Intenasional China (CITM) kembali digelar setelah setahun lebih mandek akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pameran Pariwisata Intenasional China (CITM) kembali digelar setelah setahun lebih mandek akibat pandemi Covid-19. CITM tahun 2022 digelar di Kunming, Provinsi Yunnan, pada Jumat (22/7/2022) hingga Ahad (24/7/2022).

Ada 71 negara dan wilayah yang mengikuti pameran yang digelar secara luring dan daring, demikian pihak panitia penyelenggara. Ada juga kantor kedutaan dan konsulat dari 31 negara yang turut berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Pameran selama tiga hari itu digelar di atas lahan seluas 80.000 meter persegi yang menyuguhkan beragam budaya, museum, dan objek wisata di luar negeri. Untuk pertama kalinya pameran tersebut dilengkapi zona khusus untuk memperkenalkan delapan museum ternama di China, seperti Museum Istana Kota Terlarang dan Museum Nasional. Ada juga zona wisata cerdas yang menerapkan teknologi digital, demikian panitia CITM kepada pers.

Sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020 melanda sampai saat ini China masih belum membuka pintu pariwisata mancanegara. Warga China belum bisa berpelesiran ke luar negeri, demikian juga warga asing belum bisa berwisata ke China karena negara berpenduduk terbanyak di dunia itu masih menerapkan kebijakan nol kasus Covid-19 secara dinamis.

Beberapa daerah di China menerapkan kebijakan wajib karantina bagi orang yang baru datang dari luar negeri. Masa karantina bervariasi, antara tujuh hingga sepuluh hari. Selain itu, harga tiket penerbangan internasional tujuan China masih sangat mahal, bisa mencapai sepuluh kali lipat dari harga normal, itu pun belum termasuk biaya karantina di hotel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement