Rabu 03 Aug 2022 05:21 WIB

Candu Higgs Domino: Awalnya untuk Isi Waktu Luang, Akhirnya Isi Kantong Melayang

PCNU Surabaya menegaskan permainan online Higgs Domino Island haram.

Ilustrasi gim Higgs Domino.
Foto: Tangkapan layar
Ilustrasi gim Higgs Domino.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri, Dadang Kurnia, Fauziah Mursid

Banyak masyarakat bermain game online Higgs Domino Island yang awalnya cuma ingin untuk mengisi waktu luang. Namun dari niat awal hanya untuk hiburan, kini game tersebut justru menjadi candu dan menguras kantong.

Baca Juga

Salah satu yang merasakan adalah Rahmat (42) seorang karyawan swasta di Kota Padang. Rahmat mengaku sudah setahun lebih bermain Higgs Domino Island. Dan bila ditotal, ia sudah menghabiskan uang Rp 5 juta lebih untuk membeli cip.

"Kalau dihitung-hitung, saya sudah habis jutaan rupiah. Sehari saja saya membeli cip rata-rata 2 B (2 miliar). Sekitar habis modal Rp 140 ribu sehari," kata Rahmat, kepada Republika, Selasa (2/7/2022).

Dari modal cip 2 B yang ia mainkan itu, menurut Rahmat, ada yang menang dan ada yang kalah. Dan yang sering ia rasakan adalah kekalahan. Hanya sesekali menang dan menjual lagi cip tersebut ke orang lain.

"Misalnya kita jual cip 5 B atau 10 B. Setelah itu akan sulit lagi untuk menang. Dan kita bisa beli lagi lebih banyak dari itu," ujar Rahmat .

Rahmat menyebut, selain candu, game online ini juga sering menyulut emosi setiap orang yang memainkannya. Bila sudah menang cukup banyak, pemain tidak akan puas di situ. Justru akan lebih bernafsu lagi untuk menang lebih banyak.

"Kalau sudah menang 10 B, pemain pasti ingin lebih lagi. Ingin menang di atas 20 B. Dan ujung-ujungnya kalah dan beli lagi. Terus saja seperti itu," kata Rahmat menambahkan.

Kini karena sudah lama bermain, ia sudah merasa jenuh. Ia pun mendukung pemerintah supaya memblokir aplikasi game Higgs Domino Island ini supaya orang-orang yang kecanduan seperti dirinya bisa sepenuhnya berhenti.

Muchlas, salah seorang ASN di Provinsi Riau, mengatakan permainan Higgs Domino Island ini justru mengganggu produktivitas kerja. Karena setiap hari, ia lebih banyak menghabiskan waktu bermain ketimbang bekerja.

Selain membuang banyak waktu menurut Muchlas, game ini juga menguras uang.

"Bonus-bonus yang saya dapatkan dari kantor, itu lebih banyak dihabiskan untuk membeli cip. Padahal alangkah baiknya uang itu saya tabung dan memberikan jajan untuk anak istri saya," ucap  Muchlas.

Muchlas menyebutkan puncak candunya terhadap game ini adalah ketika kantornya memberlakukan work from home (WFH). Menurut dia, selama WFH, waktu efektif untuk bekerja lebih sering dihabiskan untuk bermain game. Karena tidak ada atasan yang memantau secara detail aktivitas sehari-hari.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement