REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan tidak ada kerugian yang dialami negara dari adanya temuan beras bantuan presiden yang terkubur di Kawasan Kampung Serab, Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Muhadjir menjelaskan, pemerintah tidak berurusan dengan kerugian mengingat beras banpres rusak saat berada di perusahaan jasa transportasi.
"Kita nggak berurusan dengan berapa ruginya karena kita nggak rugi, itu kan ditanggung oleh JNE, oleh transporter karena kerusakannya ketika diangkut, sebetulnya semula baik kan," ujar Muhadjir kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Dia mengatakan, beras banpres yang dikubur tersebut sudah ditanggung sepenuhnya oleh pihak transporter yakni JNE. Karena itu, penanganan beras yang rusak tersebut sudah bukan urusan dari pemerintah.
Sebab, JNE sebagai transporter sesuai perjanjian, sudah melakukan penggantian terhadap beras yang rusak dan menyalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
“Makanya kita juga enggak ikut-ikutan entah itu ditimbun, entah itu dibuang, entah itu dipakai makan hewan, itu urusan dia, itu barang dia, bukan barang pemerintah. Untuk pemerintah, dia sudah ganti dan sudah diserahkan ke KPM sesuai dengan perjanjian,” kata Muhadjir.
"(Beras) sudah miliknya JNE itu, barang itu. Sekali lagi, saya berpegangan pada pernyataan JNE lho ya. Tapi kalau nanti di temuannya beda ya itu lain masalah," tambah Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Namun demikian, Muhadjir menyampaikan kasus dikuburnya beras banpres ini sudah masuk tahap penyelidikan di aparat kepolisian. Selain itu, Kemenko PMK juga telah menurunkan tim dari Deputi 1 Kemenko PMK dan juga dari Kementerian Sosial untuk melakukan pengecekan.
"Penyelidikan dari pihak Polri kemudian dari instansi Keemenko PMK Deputi 1 sudah turun kemudian dari kemensos Irjen juga sudah turun," katanya.
Dia berharap hasil penyelidikan sesuai dengan pernyataan jika beras banpres dikubur karena terjadi kerusakan.
"Mudah-mudahan saya berdoa itu betul-betul memang seperti yang selama ini yang saya lihat sendiri pada waktu itu memang banyak beras yg rusak. Kenapa, karena waktu kita mendistribusi itu secepat mungkin,
Sebab, saat itu, kata Muhadjir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan untuk secepatnya mendistribusikan bantuan kepada masyarakat.
"Kenapa, karena waktu kita mendistribusi itu secepat mungkin, Bapak Presiden mendesak secepatnya beras harus sampai," ujarnya
“Padahal waktu itu puncak-puncaknya hujan. Banyak yang transporter ini, tidak hanya JNE saja yang karena kesulitan kendaraan alat angkut menggunakan bak terbuka. Lha yang bak terbuka itulah yang banyak kemudian rusak busuk itu," ujarnya.