REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menurut pejabat Palestina, Israel melancarkan gelombang serangan udara di Gaza pada Jumat (5/8/2022). Serangan itu menewaskan lebih dari 15 orang, termasuk seorang militan senior dan melukai 40 lainnya.
Israel mengatakan menargetkan kelompok militan Jihad Islam sebagai tanggapan atas ancaman segera menyusul penangkapan seorang militan senior di Tepi Barat. Serangan itu berisiko memicu perang lain di wilayah itu, yang diperintah oleh kelompok militan Hamas dan merupakan rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina.
Pembunuhan seorang militan senior kemungkinan akan dibalas dengan tembakan roket dari Gaza, mendorong kawasan itu lebih dekat ke perang habis-habisan. Sebuah ledakan terdengar di Kota Gaza, di mana asap keluar dari lantai tujuh sebuah gedung tinggi pada Jumat sore.
“Pemerintah Israel tidak akan mengizinkan organisasi teroris di Jalur Gaza untuk mengatur agenda di daerah yang berdekatan dengan Jalur Gaza dan mengancam warga Negara Israel. Siapa pun yang mencoba menyakiti Israel harus tahu: Kami akan menemukan Anda,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Arab News, Sabtu (6/8/2022)
Sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan para korban termasuk seorang gadis berusia lima tahun. Jihad Islam menyatakan komandannya untuk Gaza utara, Taiseer Al-Jabari, termasuk di antara mereka yang tewas. Dia telah menggantikan militan lain yang tewas dalam serangan udara pada 2019.
Di samping itu, beberapa ratus orang berkumpul di luar kamar mayat di Rumah Sakit Shifa utama Kota Gaza. Beberapa masuk untuk mengidentifikasi orang yang dicintai, hanya untuk menangis. Seseorang berteriak: “Semoga Tuhan membalas dendam terhadap mata-mata,” merujuk pada informan Palestina yang bekerja sama dengan Israel.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan melancarkan serangan sebagai tanggapan atas ancaman yang akan segera terjadi dari dua regu militan yang dipersenjatai dengan rudal anti-tank yang melakukan gerakan agresif. Juru bicara itu, yang memberi penjelasan kepada wartawan dengan syarat anonim, mengatakan Al-Jabari sengaja menjadi sasaran dan bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap Israel.