Selasa 09 Aug 2022 11:57 WIB

Kemenlu: Tidak Ada WNI Terdampak Langsung Banjir Seoul

Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak langsung akibat bencana banjir.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Pemandangan dari Jembatan Jamsu di sungai Han yang meluap, Selasa (4/8). Belasan orang meninggal dan belasan lagi hilang akibat banjir yang disebabkan hujan lebat yang memicu banjir dan luapan lumpur di Seoul, Korsel.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON KYUN
Pemandangan dari Jembatan Jamsu di sungai Han yang meluap, Selasa (4/8). Belasan orang meninggal dan belasan lagi hilang akibat banjir yang disebabkan hujan lebat yang memicu banjir dan luapan lumpur di Seoul, Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan, tidak terdapat WNI yang terdampak langsung bencana banjir di Seoul. Curah hujan terbesar dalam 80 tahun melanda Seoul dan wilayah sekitarnya yang mengakibatkan banjir besar di hampir seluruh Seoul.

"Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak langsung akibat bencana banjir tersebut," ujar Judha dalam keterangan persnya, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga

Judha mengatakan, Kedutaan Besar (KBRI) di Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia di wilayah terdampak.

Banjir telah melanda Korsel dengan daerah terdampak antara lain, Incheon, Seoul, sebagian daerah di Provinsi Gyeonggi dan Gangwon. Berdasarkan data KBRI Seoul, terdapat 36.399 WNI yang menetap di Korsel.

"Masyarakat Indonesia di Korsel diminta untuk terus memantau informasi dan petunjuk dari otoritas setempat," kata Judha. "Hotline KBRI Seoul dapat dihubungi di nomor +8210-5394-2546," imbuhnya.

Tujuh orang dilaporkan tewas dan enam lainnya hilang akibat banjir di hampir seluruh Seoul dan sekitarnya. Hujan lebat yang mengguyur ibu kota dan daerah sekitarnya juga membanjiri rumah, kendaraan, gedung, dan stasiun kereta bawah tanah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah ayat 185)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement