Selasa 09 Aug 2022 19:30 WIB

Pemimin Hizbullah Peringatkan Israel atas Sengketa Perbatasan Laut

Israel juga diimbau tidak menargetkan pejabat Palestina di Lebanon.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pemimpin Hizbullah Sheik Hassan Nasrallah berbicara melalui tautan video, saat para pendukungnya mengangkat tangan, selama hari suci Syiah Ashoura, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, di Beirut, Lebanon, Selasa, 9 Agustus 2022. Pemimpin Kelompok militan Hizbullah Libanon telah mengeluarkan peringatan kepada musuh bebuyutan Israel atas sengketa perbatasan laut kedua negara.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Pemimpin Hizbullah Sheik Hassan Nasrallah berbicara melalui tautan video, saat para pendukungnya mengangkat tangan, selama hari suci Syiah Ashoura, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, di Beirut, Lebanon, Selasa, 9 Agustus 2022. Pemimpin Kelompok militan Hizbullah Libanon telah mengeluarkan peringatan kepada musuh bebuyutan Israel atas sengketa perbatasan laut kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah mengeluarkan peringatan kepada Israel atas sengketa perbatasan laut kedua negara, Selasa (9/8/2022). Dia mengatakan, setiap senjata yang digunakan untuk mencuri kekayaan Lebanon akan dihancurkan.

“Jangan membuat kesalahan dengan Lebanon atau dengan orang-orang Lebanon. Setiap lengan yang mencoba meraih kekayaan (Lebanon) ini akan dihancurkan," kata kata Nasrallah dalam pidatonya selama rapat umum di selatan Beirut yang dihadiri oleh puluhan ribu orang untuk memperingati Hari Asyura.

Baca Juga

Menurut Nasrallah, Lebanon harus siap dengan segala kemungkinan. "Kami tidak akan mentolerir gagasan bahwa kekayaan kami dicuri,” katanya.

Nasrallah juga memperingatkan Israel untuk tidak menargetkan pejabat Palestina di Lebanon di tengah gencatan senjata yang mengakhiri tiga hari pertempuran antara Israel dan Jihad Islam Palestina di Jalur Gaza. Kelompok Jihad Islam bersama dengan Hamas yang menguasai Gaza adalah sekutu Hizbullah.

Ancaman Nasrallah datang di tengah upaya intensif Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan lebih dari satu dekade sengketa perbatasan laut antara Israel dan Lebanon. Kedua negara mengklaim sekitar 860 kilometer persegi Laut Mediterania. Lebanon juga mengklaim bahwa ladang gas Karish berada di wilayah yang disengketakan di bawah negosiasi perbatasan maritim yang sedang berlangsung. Sementara Israel mengatakan, itu terletak di dalam perairan ekonominya yang diakui secara internasional.

Penasihat senior untuk keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS yang menjadi penengah dalam perselisihan tersebut Amos Hochstein bertemu dengan pejabat tinggi Lebanon pekan lalu. Setelah pembicaraan, dia mengatakan, kedua negara semakin dekat untuk mencapai kesepakatan dalam perselisihan.

Hochstein kemudian dilaporkan telah mengunjungi Israel. Dia diharapkan kembali ke Beirut dalam beberapa minggu mendatang dengan tanggapan Israel atas permintaan Lebanon.

Israel dan Hizbullah adalah musuh bebuyutan yang berperang selama sebulan di musim panas 2006. Israel menganggap kelompok Syiah yang didukung Iran sebagai ancaman langsung yang paling serius, memperkirakan bahwa Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal yang ditujukan ke Israel.

Lebanon sangat membutuhkan kesepakatan tentang perbatasan laut di Mediterania karena berharap untuk mengeksploitasi cadangan gas lepas pantai. Upaya ini untuk mencoba dan meringankan krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modernnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement