REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sedari pagi Chatryn Siahaan (31 tahun) yang bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba, Sumatra Utara, tergopoh-gopoh membawa berkarung-karung sampah dari rumah dan kantornya ke kantor camat Porsea, agar dapat ditukar sembako.
"Saya mengumpulkan dan memilah sampah dari rumah dan kantor supaya membeli telur bayar pakai sampah-sampah itu. Lumayanlah telur-telur itu nantinya dapat dikonsumsi anak-anak saya," ujar Chatryn Siahaan ibu tiga anak ini di Toba, Rabu (10/8/2022).
Chatryn mendapat kesempatan itu melalui acara bazaar "Beli Sembako Bayar Pakai Sampah" yang diselenggarakan di Kantor Camat Porsea, Kabupaten Toba pada 10 Agustus 2022.
Acara ini terselenggara melalui suatu kolaborasi Danone-AQUA dengan Bank Sampah Induk Tarhilala, Pemerintah Kabupaten Toba, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba, dan Kecamatan Porsea.
"Ini merupakan kesempatan bagus dan menjadi langkah awal untuk masyarakat Porsea agar dapat selalu mengumpulkan sampah dan tidak membuangnya ke sungai, danau, belakang rumah, ataupun di lingkungan sekitar. Alangkah lebih baik lagi bila masyarakat pun memilah sampah-sampah yang sudah terkumpul itu," kata Camat Porsea Robert Manurung pada saat membuka bazaar "Beli Sembako Bayar Pakai Sampah".
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Danone-AQUA bekerjasama dengan Bank Sanpah Induk Tarhilala untuk mendukung upaya pemerintah yang terus menggaungkan implementasi pengelolaan sampah secara terpadu untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang telah ditetapkan sebagai kawasan Destinasi Pariwisata Super prioritas (DPSP), dan Kabupaten Toba salah satunya..
"Komitmen kami untuk ikut mengelola sanpah di Kabupaten Toba diluncurkan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari 2022. Komitmen itu kemudian diwujudkan melalui suatu kerjasama pengelolaan sampah dengan Bank Sampah Induk Tarhilala sejak Marer 2022 hingga kini," jelas Downstream Packaging Manager Danone Indonesia, Annie Wahyuni.
Annie Wahyuni menyebutkan program pengelolaan sampah secara terpadu di Kabupaten Toba meliputi dua kegiatan utama, yaitu edukasi materi 'Sampahku, Tanggung Jawabku' untuk sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Toba, pendampingan kepada masyarakat untuk mengumpulkan dan memilah sampah melalui pengembangan bank sampah."
Hingga saat ini Bank Sampah Induk Tarhilala sudah menjangkau 46 desa di empat kecamatan yaitu Laguboti, Silaen, Sigumpar, dan Porsea. Difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Toba dan dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup awalnya Bank Sampah Induk Tarhilala mengadakan sosialisasi ke desa-desa tentang perlunya mengumpulkan dan memilah sampah, membentuk bank sampah beserta pengurusnya.
"Sebenarnya bazaar ini hanya sebagai pemicu untuk membentuk kebiasaan baru di masyarakat Kabupaten Toba agar agar dapat terus mengumpulkan, memilah, dan membawa sampah ke bank sampah, sehingga mengurangi sampah yang mencemari lingkungan," ungkap Fei Febri yang menginisiasi lahirnya bank sampah induk Tarhilala.