Jumat 12 Aug 2022 11:07 WIB

TGB Zainul Majdi Berbagi 4 Langkah Tangkal Ekstremisme di Dunia Pendidikan  

TGB Zainul Majdi menyoroti pentingnya kurikulum dunia pendidikan cegah ekstremisme

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, menyoroti pentingnya kurikulum dunia pendidikan cegah ekstremisme
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, menyoroti pentingnya kurikulum dunia pendidikan cegah ekstremisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi mengingatkan pentingnya penguatan kurikulum pendidikan untuk menangkal ekstremisme dan radikalisme sejak dini.

"Ilmu adalah esensi agama sehingga pastikan mendapat ilmu agama dari orang yang berkompeten. Rantai keilmuan adalah bagian dari agama," ujar TGB Zainul Majdi dalam webinar"Literasi Keagamaan Lintas Budaya" yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Kamis (12/8/2022).

Baca Juga

Dia menyoroti sejumlah poin untuk melawan ekstremisme dan radikalisme. Pertama intervensi dalam pendidikan. Materi-materi keislaman yang diajarkan di semua jenjang pendidikan harus disisir dari muatan-muatan ekstrem dan radikal.

Menurutnya, materi tidak boleh bermuatan ekstremisme dan intoleransi karena dalam ranah sosial, Islam mengajarkan prinsip saling mengisi, kolaborasi, dan saling memberikan yang terbaik. " Selama 20 tahun lagi wajah anak-anak kita adalah apa yang kita tanam sebelumnya," kata dia.

Kedua, papar dia, para guru yang mengajar harus memiliki visi moderat. Dia menyoroti pendidikan di luar pesantren. Tak sedikit sekolah keagamaan yang dibangun yayasan atau kelompok tertentu yang mengejar profit saja. Akhirnya, aspek yang terkait substansi keagamaan tidak diperhatikan.

"Karena pesantren harus sudah hafal yang mengajar itu adalah orang yang diketahui kiainya. Dia (kiai) tahu bukan hanya pemahaman normatifnya melainkan juga internalisasi nilai-nilai Islam dicontohkan," katanya.

Ketiga, ujarnya, adalah akidah. Menurutnya, akidah harus dikaitkan dengan akhlak. Asmaul Husnatelah mengajarkan manusia akan nilai-nilai luhur, bukan nama-nama baik bagi Sang Pencipta saja tapi harus dicerminkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

"Bagaimana Asmaul Husna kita wujudkan dalam keseharian interaksi sosial, punya sikap yang inklusif," kata dia.

Keempat, kata dia, memperbanyak materi budaya keagamaan dalam pendidikan agama Islam di mana Islam tidak hanya norma tapi juga budaya.    

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement