Senin 22 Aug 2022 14:39 WIB

Pengamat: Langkah Puan Bisa Menjadi Penentu Koalisi Pilpres

Safari politik Puan Maharani akan menentukan langkah politik PDIP.

Red: Joko Sadewo
Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta,  Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPP PDIP Puan Maharani diyakini akan menjadi kunci dalam menentukan langkah PDIP. Parpol lain diprediksi masih menunggu langkah PDIP.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menanggapi langkah Puan, yang memulai safari politiknya dengan bertandang ke kantor Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Pangi mengatakan, Puan sudah diberi mandat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk membuka komunikasi dengan semua partai politik. "Ditunjuknya Puan sebagai pembuka komunikasi ke parpol lain ini sebuah langkah yang baik menurut saya,” kata Pangi, dalam siaran pers, Senin (22/8/2022).

Langkah ini baik, menurut Pangi, karena Puan selaku tokoh muda tak punya beban masa lalu. Puan diyakini dan akan lebih luwes berkomunikasi dengan tokoh politik manapun.

Sikap politik PDIP, lanjutnya, akan menjadi penentu dalam peta politik menuju Pilpres 2024. Seluruh parpol, menurut Pangi, menunggu langkah PDIP, yang merupakan pemenang pemilu 2019,  sekaligus pemegang kursi terbanyak di parlemen.

Koalisi yang saat ini sudah dilakukan parpol, menurut Pangi, masih sekadar penjajakan dan basa-basi. Koalisi yang terbentuk saat ini belum mempunyai arah yang jelas.  “Praktis belum ada satupun yang koalisinya sudah matang. Itu menurut saya karena masih menunggu PDIP,” kata dia.

Dicontohkannya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, belum matang karena belum jelas calon yang akan diusung. Begitu juga koalisi Partai Gerindra dan PKB yang dinilainya belum matang dan terkesan tak percaya diri.

Kata Pangi, meskipun Gerindra sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai kandidat capres, namun belum ada cawapres yang diumumkan untuk diusung. “Koalisi ini tidak percaya diri untuk deklarasi karena masih menunggu ada partai lain yang ingin gabung,” papar Pangi.

Sementara  Nasdem, PKS dan Demokrat, menurut Pangi, belum kelihatan  apakah akan berkoalisi dan membentuk poros sendiri. “Hampir semua parpol koalisi masih wait and see, belum ada satupun yang clear,” katanya.

Kondisi ini, kata Pangi, terjadi karena PDIP  belum bersikap. PDIP yang sebenarnya bisa mengusung capres dan cawapres sendiri di Pilpres 2024, terkesan hati-hati.

Pangi memprediksi, PDIP baru akan bergerak di detik-detik terakhir jelang pendaftaran pasangan calon.  Dan pergerakan PDIP, bisa saja membuyarkan koalisi yang saat ini sudah terbangun. “Kalau PDIP enggak memulai, enggak akan ada yang berani mengambil langkah,” kata Pangi.

Langkah Puan yang memulai safari politik, lanjut Pangi, bisa menjadi awal yang menentukan perkembangan dan dinamika koalisi politik ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement