REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Panglima Militer Ukraina Valerii Zaluzhny pada Senin (22/8/2022) mengatakan bahwa hampir 9.000 tentara Ukraina tewas sejak awal perang dengan Rusia.
"(Yang gugur) tak hanya prajurit dan tak hanya mereka yang mengangkat senjata ambil bagian dalam perang ini, tetapi anak-anak kecil kita, yang tidak dapat disalahkan atas apa pun, kecuali kenyataan bahwa mereka lahir di sini dan pada waktu khusus ini," kata Zaluzhny.
Dia berkata tentang anak-anak: "Mereka tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi mereka pasti membutuhkan perlindungan baik di dekat Soledar, Bakhmut, Velyka Novosilka, dan di sini, karena ayah mereka pergi ke garis depan dan, mungkin, menjadi salah satu dari 9.000 pahlawan yang gugur."
Namun, Zaluzhnyi tidak merinci apakah angka tersebut hanya mengacu pada anggota dinas angkatan bersenjata atau juga formasi lain dan periode apa yang dicakupnya.
Presiden Ukraina juga berbicara kepada para peserta selama acara tersebut.
Forum tersebut juga dihadiri oleh Ketua Verkhovna Rada Ruslan Stefanchuk, Perdana Menteri Denys Shmyhal, Kepala Kantor Presiden Andriy Yermak, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Oleksiy Danilov, anggota parlemen dan pejabat pemerintah.
Sejak meletus pada 24 Februari, perang Rusia-Ukraina memasuki enam bulan minggu ini dan menjadi konflik yang telah mengguncang dunia.
Sementara Kyiv bersiap untuk memperingati Hari Kemerdekaan minggu ini, namun perang berlanjut di garis depan yang membentang 1.300 kilometer, saat ini terkonsentrasi di wilayah Donetsk timur, serta wilayah selatan negara itu.