Senin 29 Aug 2022 13:55 WIB

Tiga Majelis PPP Kembali Minta Suharso Mundur dari Kursi Ketum PPP

Permintaan pengunduran Suharso dinilai demi kebaikan PPP.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/YU
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat yang meminta Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, untuk mundur dari jabatannya kembali muncul. Surat kedua yang meminta Suharso untuk mengundurkan diri itu berasal dari tiga majelis DPP PPP, yakni majelis syariah, majelis kehormatan, dan majelis pertimbangan setelah surat pertama mereka tak direspons.

"Betul itu surat dari tiga majelis DPP PPP," ujar Anggota Majelis Pertimbangan PPP, Usman M Tokan, saat dikonfirmasi, Senin (29/8/2022).

Baca Juga

Surat yang di antaranya ditandatangani oleh Ketua Majelis Syariah DPP PPP, KH Mustofa Aqil Siroj; Ketua Majelis Kehormatan DPP PPP, KH Zarkasih Nur; dan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhamad Mardiono; itu meminta Suharso untuk serius mundur. Surat itu juga ditandatangai putra almarhum KH Maimoen Zubair, yaitu KH Abdullah Ubab Maimoen Zubair dan juga KH Ahmad Haris Shodaqoh, KH Muhyidin Ishaq, KH Fadlolan Musyaffa'.

"Permintaan pengunduran ini kepada saudara Suharso Monoarfa ini semata hanya untuk kebaikan kita bersama sebagai pengemban amanah dari pendiri PPP," bunyi surat yang ditandatangani pada 24 Agustus 2022 lalu itu.

Para ketua majelis dalam surat tersebut menyebutkan, Suharso mengabaikan surat pertama dengan tidak memberikan jawaban, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan keadaan PPP semakin memburuk di tengah masyarakat, maka pengunduran Suharso diyakini akan meredakan gejolak di kalangan masyarakat, terutama para habib, kiai, danti, dan para pendukung PPP.

"Selanjutnya mekanisme akan diatur sesuai peraturan organisasi yang ada pada AD/ART Partai Persatuan Pembangunan (PPP)," bunyi surat tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement