REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Sebanyak 36 orang dilaporkan tewas di Pakistan karena banjir dalam 24 jam terakhir hingga Rabu (31/8/2022). Angka baru meningkatkan penghitungan keseluruhan kematian terkait banjir menjadi 1.162 jiwa, termasuk 380 anak-anak.
Dari kematian terbaru, 19 dilaporkan dari provinsi Punjab timur laut. Distrik selatan wilayah tersebut telah dilanda banjir besar yang disebabkan oleh hujan lebat selama dua pelan belakangan.
"Sembilan orang tewas di barat laut provinsi Khyber Pakhtunkhwa," lapor Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) dikutip laman Anadolu Agency, Rabu.
Kematian yang tersisa dilaporkan dari Sindh selatan dan provinsi Balochistan barat daya. Pemerintah mencatat sebanyak 3.554 orang terluka di keempat provinsi, wilayah utara Gilgit-Baltistan dan bagian Kashmir yang dikuasai Islamabad sejak hujan melanda pertengahan Juni.
"Sekitar 33,4 juta warga Pakistan di 72 distrik di seluruh negeri telah terkena dampak dari curah hujan dan banjir yang sedang berlangsung," kata NDMA.
Hujan terus-menerus yang memicu banjir telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur dan lahan pertanian di seluruh negeri. Hujan dan banjir bandang menghancurkan puluhan ribu rumah, jalan, dan jembatan, dan menghanyutkan hampir satu juta hewan.
Pakistan telah menerima hampir 190 persen lebih banyak hujan daripada rata-rata 30 tahun pada kuartal hingga Agustus tahun ini. Hujan total 390,7 milimeter (15,38 inci). "Sepertiga dari negara ini benar-benar berada di bawah air," kata Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman.
Ia menggambarkan skala bencana adalah bencana dengan preseden yang tidak diketahui. Menurutnya, air tidak akan surut dalam waktu dekat.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan, bahwa sedikitnya 380 anak-anak termasuk di antara yang tewas.
Sementara itu PBB mendirong negara-negara dunia membantu Paksitan dalam memulihkan dampak banjir. "Pakistan dibanjiri penderitaan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pesan video.
Ia pun meluncurkan seruan sebesar 160 juta dolar AS untuk membantu negara Asia Selatan itu. "Orang-orang Pakistan menghadapi musim hujan akibat steroid dampak tak henti-hentinya dari tingkat hujan dan banjir yang luar biasa," katanya.