Kamis 01 Sep 2022 16:19 WIB

Organda Lakukan Penyesuaian Tarif Angkot Jika Harga BBM Naik

Kenaikan tarif angkot akan disesuaikan dengan berapa persen kenaikan harga BBM.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Sejumlah angkot melintas di depan Lawang Salapan yang dibalut bendera Merah Putih di jalan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8/2022). Lawang Salapan yang merupakan ikon Kota Bogor tersebut dibalut dengan bendera Merah Putih sebagai bagian rangkaian kegiatan Festival Merah Putih dalam rangka menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah angkot melintas di depan Lawang Salapan yang dibalut bendera Merah Putih di jalan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8/2022). Lawang Salapan yang merupakan ikon Kota Bogor tersebut dibalut dengan bendera Merah Putih sebagai bagian rangkaian kegiatan Festival Merah Putih dalam rangka menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor akan melakukan penyesuaian tarif jika ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Penyesuaian tarif tersebut disesuaikan dengan berapa persen kenaikan harga BBM nantinya.

Ketua Organda Kota Bogor, Moch Ishack, mengatakan pihaknya telah melakukan rapat dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, terkait permasalahan yang terjadi akibat kenaikan harga BBM. “Organda akan menyusun penyesuaian tarif dengan Dishub dan Pemkot Bogor,” kata Ishack kepada Republika.co.id, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga

Saat ini, tarif angkot di Kota Bogor berada di angka Rp 3.500 per orang dengan total sekitar tiga ribu angkot beroperasi. Besaran naiknya tarif angkot tergantung kenaikan harga BBM berapa persen.

“Nanti berpengaruh ke besaran tarif. Begitu tarif naik kita sesuaikan penyesuaian tarif. Itu kan Surat Keputusan Wali Kota,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pekerja bernama Muhammad Putra, mengaku kenaikan harga BBM tidak terlalu berpengaruh terhadapnya. Sebab besaran BBM yang dia beli selalu sama.

“Saya mah berapapun harganya selalu belinya Rp 20 ribu sekali beli,” ujarnya ketika ditemui di SPBU Jalan Pajajaran.

Pekerja lain, bernama Advento Saudale, memilih membeli BBM di SPBU perusahaan swasta. Sebab harga yang dibelinya di SPBU swasta tidak terlalu berbeda jauh dengan SPBU Pertamina.

“Karena di situ (SPBU swasta), harga bensinnya nggak jauh bedanya, dan tanpa antre,” kata Vento.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement