Jumat 02 Sep 2022 18:41 WIB

Militer Pakistan Evakuasi 2.000 Penduduk yang Terdampak Banjir

Militer Pakistan telah mengevakuasi 50 ribu orang, termasuk 1.000 melalui udara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Keluarga pengungsi berlindung di sebuah kamp setelah melarikan diri dari rumah mereka yang dilanda banjir, di Charsadda, Pakistan, Selasa, 30 Agustus 2022. Pejabat bencana mengatakan hampir setengah juta orang di Pakistan memadati kamp setelah kehilangan rumah mereka akibat banjir yang meluas. oleh hujan monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir.
Foto: AP/Muhammad Sajjad
Keluarga pengungsi berlindung di sebuah kamp setelah melarikan diri dari rumah mereka yang dilanda banjir, di Charsadda, Pakistan, Selasa, 30 Agustus 2022. Pejabat bencana mengatakan hampir setengah juta orang di Pakistan memadati kamp setelah kehilangan rumah mereka akibat banjir yang meluas. oleh hujan monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Angkatan bersenjata Pakistan telah menyelamatkan 2.000 orang yang terdampar karena meningkatnya air banjir, Jumat (2/9/2022). Bencana akibat perubahan iklim telah membanjiri sekitar sepertiga Pakistan dan diperkirakan terus meluas.

Militer telah mengevakuasi sekitar 50 ribu orang, termasuk 1.000 melalui udara, sejak upaya penyelamatan dimulai. Selain itu, hampir 163 ton pasokan bantuan telah dikirim ke korban banjir.

Baca Juga

"Selama 24 jam terakhir, 1.991 orang yang terdampar telah dievakuasi," kata angkatan bersenjata dalam sebuah pernyataan.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA), mengatakan, rekor hujan monsun dan gletser yang mencair di pegunungan utara menyebabkan banjir yang menewaskan sedikitnya 1.208 orang, termasuk 416 anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta bantuan senilai 160 juta dolar AS untuk membantu mengatasi bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya. Angkatan laut Pakistan menyebar ke pedalaman untuk melakukan operasi bantuan di daerah-daerah yang terdampak banjir dengan ketinggian hampir menyerupai lautan.

Distrik Dadu, di wilayah Sindh beberapa desa terendam air setinggi 11 kaki atau 3,35 meter. 

"Rumah saya terendam air, saya telah meninggalkan rumah saya empat hari lalu bersama keluarga saya," kata seorang penduduk, Bashir Khan.

Sementara itu di wilayah Mehar, penduduk membangun tanggul untuk mencegah masuknya air banjir. Angkatan Laut menerbangkan lebih dari 150 orang dari desa-desa di Dadu pada  Kamis (1/9/2022). 

Beberapa penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan tiba pada Jumat dari negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Uni Emirat Arab. Pejabat cuaca memperkirakan lebih banyak hujan dan banjir bandang pada September. Wilayah selatan Pakistan bersiap menghadapi gelombang air yang meluap dari Sungai Indus.

Provinsi Sindh telah meminta kamp-kamp bantuan untuk mengerahkan dokter wanita dan petugas medis tambahan, untuk memastikan perawatan yang memadai karena banyak wanita hamil dan ibu muda mengungsi. Pakistan menerima hampir 190 persen lebih banyak hujan daripada rata-rata 30 tahun dari Juni hingga Agustus, dengan total 390,7 mm.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement