Senin 05 Sep 2022 13:05 WIB

Mural Soal Resolusi Rusia-Ukraina Tuai Kritik

Mural jalanan itu menunjukkan tentara Ukraina dan Rusia saling berpelukan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Gambar diam selebaran yang diambil dari video selebaran yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan tentara Rusia menggeledah prajurit Ukraina saat mereka dievakuasi dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di Mariupol, Ukraina, 17 Mei 2022.
Foto: EPA-EFE/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY PRESS SERVIC
Gambar diam selebaran yang diambil dari video selebaran yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan tentara Rusia menggeledah prajurit Ukraina saat mereka dievakuasi dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di Mariupol, Ukraina, 17 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA  -- Seorang seniman Australia, Peter Seaton membuat mural jalanan yang menunjukkan tentara Ukraina dan Rusia saling berpelukan. Seaton mengatakan, karya seni yang dia buat mempunyai makna resolusi damai antara kedua negara.

Tetapi beberapa orang berpendapat, mural itu adalah propaganda Rusia.

Seaton telah meminta maaf karena mural yang dia ciptakan menimbulkan kegaduhan. Dia tidak mengira mural berjudul Peace Before Pieces akan diterima dengan sangat buruk. Para kritikus mengatakan karya tersebut menggambarkan kesetaraan moral yang salah antara kedua belah pihak.

"Apa yang akan orang pikirkan jika mural menampilkan pemerkosa dan korban berpelukan? Mencoba untuk 'berimbang' dan menerima narasi palsu bahwa 'yang kita butuhkan hanyalah perdamaian' dalam hal ini mendukung kejahatan," ujar Co-chair Australian Federation of Ukrainian Organisations Stefan Romaniw.

Seaton mengatakan, dia begadang sampai pukul 03:00 dini hari waktu setempat pada Senin (5/9/2022) untuk membuat mural tersebut. Dia merogoh biaya hingga 2000 dolar AS hingga 3000 dolar AS untuk membuat karya mural itu.

"Saya tidak akan membuat mural itu dan menghabiskan waktu selama 10 hari untuk membuatnya, jika saya sengaja ingin menyakiti orang," kata Seaton kepada Australian Broadcasting Corporation pada Senin (5/9/2022).

Seaton mengatakan, dia masih percaya bahwa mural yang dia ciptakan memiliki "manfaat yang bersih" dan tidak memihak salah satu kubu. Dia optimistis banyak orang yang mendapatkan pesannya dari mural tersebut.

"(Tapi) jelas ada orang yang merasa bahwa ini akan menyakitkan dan mungkin membuat trauma dan bukan itu yang saya inginkan untuk membuat karya ini," kata Seaton.

Seaton menjual NFT dari karya seni tersebut. Uang yang terkumpul dari penjualan itu akan disumbangkan untuk amal.

Duta Besar Ukraina untuk Australia Vasyl Myroshnychenko mengatakan, mural itu sangat menyinggung semua warga Ukraina. Sebuah organisasi seni, yang disebut Art4Ukraine Australia telah menyuarakan keprihatinan tentang karya seni sebelum Seaton membuatnya. Art4Ukraine Australia terkejut melihat hasil mural itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement