Selasa 06 Sep 2022 11:30 WIB

Wapres Akui Pandemi Sebabkan Capaian SDGs Indonesia Alami Perlambatan

Indonesia masih mempunyai beragam pekerjaan rumah menuju tercapainya 17 target SDGs.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wapres RI, Maruf Amin
Foto: Satwapres
Wapres RI, Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pandemi Covid-19 telah memperlambat kemajuan upaya pencapaian pembangunan berkelanjutan SDGs baik global maupun Indonesia. Wapres Ma'ruf melanjutkan, di satu sisi, Indonesia masih mempunyai beragam pekerjaan rumah menuju tercapainya 17 target SDGs.

"Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs oleh komunitas global," kata Wapres Ma'ruf dalam sambutannya di Indonesian SDGs Corporate Summit atau ISCOS Tahun 2022 secara daring, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, pandemi juga menyebabkan empat tahun lebih progres pengentasan kemiskinan menjadi tidak berarti. Bahkan menempatkan 93 juta lebih orang di dunia dalam kemiskinan ekstrem di tahun 2020.

Dia melanjutkan, selain pandemi, Ma'ruf mengatakan, upaya pencapaian SDGs di berbagai negara saat ini juga mengalami tantangan berat imbas dari krisis ekonomi global yang saat ini sedang terjadi.

Menurutnya, secara global juga terjadi peningkatan celah pembiayaan tahunan untuk SDGs, dari semula 2,5 triliun dolar Amerika, melonjak 70 persen menjadi 4,2 triliun dolar Amerika saat pandemi melanda. "Di Indonesia, kebutuhan pendanaan SDGs masih terdapat celah pembiayaan yang cukup besar," kata Ma'ruf.

Namun demikian, Ketua harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini mengatakan, SDGs Indonesia berproses dan mulai menampakkan hasil. Ini tercermin dari peringkat Indonesia yang naik dari urutan 97 pada tahun 2021 menjadi peringkat ke-82 pada 2022 dari 163 negara.

Kiai Ma'ruf mengatakan, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mewujudkan tujuan SDGs, pertama yakni terkait kemiskinan. Dia menyontohkan, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Hal ini kata dia, seiring upaya mengurangi kemiskinan nasional sebesar 10,14 persen per Maret 2021 dan menyasar kemiskinan ekstrem yang tercatat masih empat persen. Terlebih, Bapak Presiden juga telah menetapkan target penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024.

Begitu pula dengan upaya pencapaian tujuan SDGs kedua, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi. Pemerintah berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024.

"Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8 persen tahun 2018 menjadi 24,4 persen tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4 persen poin dalam 2,5 tahun ke depan," kata dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement