Selasa 06 Sep 2022 22:15 WIB

Sebanyak 879 Jiwa Terisolir Akibat Longsor di Sidrap

BPBD Sidrap mengerahkan alat berat untuk pembersihan area yang tertimbun longsor.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Tim gabungan tanggap bencana membersihkan material tanah longsor yang menutupi badan jalan utama (ilustrasi).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Tim gabungan tanggap bencana membersihkan material tanah longsor yang menutupi badan jalan utama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan dengan intensitas tinggi juga mengguyur wilayah lainnya di Sulawesi Selatan dan memicu longsor pada tanah yang labil di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Ahad (4/9/2022) pukul 17.30 WITA. BPBD Sidrap berkoordinasi dengan instansi terkait guna memobilisasi alat berat untuk pembersihan area yang tertimbun longsor dan pendataan warga terdampak.

"Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB, sebanyak 879 jiwa terisolir akibat akses jalan desa yang tertimbun longsor sepanjang 62 meter dengan tinggi 7 meter dan lebar 6 meter," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Berdasarkan kajian InaRisk, Kabupaten Sidrap memiliki potensi bahaya tanah longsor pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 6 kecamatan. Badan Meteorologi Klimarologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, wilayah Sulawesi Selatan didominasi cuaca berawan dan hujan ringan pada Selasa (6/9/2022) hingga Kamis (8/9/2022).

Meskipun demikian, BNPB tetap mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. "Jika hujan sudah mengguyur wilayah lebih dari 1 jam dan terjadi peningkatan tinggi muka air, masyarakat dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman, khususnya bagi warga yang tinggal di area tanah labil dan berpotensi longsor," kata Muhari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement