Rabu 07 Sep 2022 21:36 WIB

Pecalang Ikut Jaga Ketertiban Demo Kenaikan Harga BBM di Bali

Ada lima tuntutan mahasiswa dalam demo ini.

Pecalang atau petugas keamanan desa adat di Bali (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pecalang atau petugas keamanan desa adat di Bali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pecalang (polisi tradisional yang bertugas menjaga, mengamankan, dan menertibkan wilayah) ikut dalam tim gabungan yang mengamankan pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar, Rabu (7/9/2022).

Kabag Ops Polresta Denpasar Made Uder menyebutkan dalam pengamanan itu melibatkan 34 pecalang, 179 anggota Polri, 12 anggota TNI, serta 29 anggota Satpol PP Provinsi Bali dan Kota Denpasar.

Baca Juga

Dalam unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Bali, terlihat sekitar 20 pedemo menyampaikan tuntutannya. Ini, kata Made Uder, merupakan demonstrasi pertama di Bali setelah kenaikan harga BBM.

"Ini pertama kali. Kami tetap melakukan tugas sesuai dengan fungsi sekaligus membaca perkiraan di lapangan supaya bisa menentukan pengamanan antisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya.

Sebelumnya, lanjut dia, HMI pernah melakukan aksi. Akan tetapi, pihaknya melihat mereka berada di koridor yang bagus.

Terkait dengan aksi ini, Ketua HMI Cabang Denpasar Muhammad Alawi Saifi menyampaikan lima tuntutan mahasiswa, salah satunya mengenai penolakan kenaikan harga BBM.

Alawi menilai bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena ketidakmerataan pemberiannya kepada seluruh masyarakat Bali sehingga pihaknya hadir untuk memberikan beberapa solusi.

Ia memandang perlu memperbaiki dan memperkuat data kondisi ekonomi rakyat sehingga penyaluran BBM bersubsidi dapat tepat sasaran, yakni kepada masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku UMKM.

Selain itu, lanjut dia, membatasi penerima manfaat BBM subsidi untuk jenis kendaraan tertentu, seperti kendaraan roda dua, angkutan umum, dan angkutan logistik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement