Kamis 08 Sep 2022 08:29 WIB

BBM Naik, Pemkot Surabaya Siapkan Pasar Murah Hingga Bantuan Bagi Nelayan

Setiap intervensi yang disiapkan Pemkot Surabaya bisa menyentuh langsung masyarakat.

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melayani warga yang antre membeli bahan pangan saat digelarnya pasar murah di Jalan Undaan Wetan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Pemkot Surabaya menggelar pasar murah di sejumlah lokasi di Surabaya untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pangan.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas melayani warga yang antre membeli bahan pangan saat digelarnya pasar murah di Jalan Undaan Wetan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Pemkot Surabaya menggelar pasar murah di sejumlah lokasi di Surabaya untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku telah menyiapkan sejumlah skema untuk menekan laju inflasi setelah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Eri bahkan mengaku telah menggelar rapat dan koordinasi dengan jajarannya terkait dampak dari kenaikan harga BBM tersebut.

Eri melanjutkan, salah satu skema yang disiapkan adalah dengan rutin menggelar pasar murah. "Terkait kenaikan BBM, kami sudah rapat terkait apa saja yang terpengaruh. Maka satu, kita lakukan pasar murah untuk barang-barang itu, sehingga tidak naik," kata Eri di Surabaya, Kamis (8/9/2022).

Baca Juga

Selain pasar murah, lanjut Eri, pihaknya juga tengah menyiapkan skema untuk membantu pemenuhan BBM bagi para nelayan. Eri mengharapkan, setiap intervensi yang disiapkan Pemkot Surabaya benar-benar bisa menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Artinya, kata dia, meskipun BBM naik, tapi taraf hidup dan pendapatan warga juga harus lebih meningkat.

"Kita pastikan untuk nelayan ini terkait BBM-nya sudah terpenuhi atau belum. Bagaimana nelayan yang ke laut, tapi diminta tidak boleh beli pakai jeriken. Nah, ini kan pemerintah harus hadir," ujarnya.

Eri mengaku terus berupaya mengubah mindset jajarannya yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya. Eri berharap ketika ada warga miskin dan membutuhkan, bukan berarti pihaknya langsung turun dan hanya sekadar memberikan bantuan sesaat. Tapi lebih memikirkan dampak lanjutan dari bantuan yang diberikan.

"Jadi yang harus dipikirkan adalah bagaimana kelanjutan hidup mereka. Mereka harus punya pendapatan yang layak untuk menghidupi keluarganya, menghidupi anaknya. Ini yang sedang saya ubah mindset ke sana," kata Eri.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement