REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional Ikhsan Matondang mengatakan tanaman pandan laut atau pandanus tectorius park dapat dimanfaatkan untuk menahan abrasi di pantai.
"Selain itu dapat mengurangi dampak pasang terhadap ekosistem darat, mitigasi tsunami dan memberi dampak minimalkerusakan pada daerah di belakang vegetasi pandan laut,"kata Ikhsan dalam diskusi yang dipantau di Jakarta, Sabtu (9/10/2022).
Dia menambahkan pandan laut juga dimanfaatkan untuk pembuatan tikar, kerajinan tangan, bahan atap rumah. Bagian batang digunakan untuk konstruksi rumah. Selanjutnya, buah dikonsumsi dan untuk ramuan parfum sedangkan bunga jantan untuk karangan bunga.
"Masyarakat Kiribati menggunakan daun sebagai bahan untuk mengobati demam/flu, hepatitis, disuria, asma, bisul dan kanker. Adapun rebusan akar untuk mengobati wasir,"kata dia.
Pengajar Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Nasional, Sri Endarti Rahayu, menjelaskan pandan laut dapat ditemukan mulai dari pantai berpasir hingga hutan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 3.500 meter dari permukaan laut.
Pandan juga dapat dijumpai di hutan sekunder dan padang rumput yang dapat tumbuh pada tanah basah subur berhumus, kapur, rawa gambut hingga tanah berpasir yang relatif kering dan miskin zat-zat hara.
Pandan laut merupakan tumbuhan tepi pantai yang penyebaran tumbuhan ini ada di seluruh pantai Indonesia. Tumbuhan itu memiliki tinggi tiga hingga tujuh meter, bercabang kadang-kadang batang berduri dengan akar tunjang sekitar pangkal batang.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional, Dedy Darnaedi menjelaskan diskusi Bio Coffee Talk merupakan sebuah wadah berbagi pembelajaran bagi alumni, civitas Fakultas Biologi UNAS dan masyarakat seputar keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan inspirasi bagi masyarakat terkait aksi konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia. Program ini diadakan sekali sebulan,"kata Dedy.