Kamis 22 Sep 2022 18:51 WIB

Bawaslu Minta Masyarakat Laporkan Pencatutan Data oleh Parpol

Bawaslu sedang proses penghapusan data masyarakat yang dicatut parpol.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja meminta masyarakat untuk melaporkan kepada penyelenggara pemilu jika Nomor Induk Kependudukan (NIK) miliknya dicatut oleh partai politik. Pengecekan ini bisa dilakukan melalui Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL) KPU dengan memasukkan NIK masing-masing.

“Masyarakat tolong kawal terus, nanti daftar calon anggota dan daftar di SIPOL, cek NIK masing-masing apakah terdaftar dalam parpol. Jika terdaftar, laporkan kepada KPU, laporkan pada Bawaslu,” kata Bagja di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Bagja mengatakan, penyelenggara pemilu akan memverifikasi terlebih dahulu data yang dicatut sebelum melakukan penghapusan. “Seharusnya, rekomendasi Bawaslu masuk, lalu dihapus. Kan tidak langsung dia protes langsung bisa hapus, kan enggak mungkin, kan harus cek dulu siapa orangnya, KTP-nya,” kata dia.

Menurut dia, Bawaslu sedang memproses penghapusan terhadap data masyarakat yang dicatut oleh partai politik. Bagja menyebut, tak ada sanksi yang akan dikenakan kepada partai politik yang melakukan pencatutan data masyarakat karena tidak diatur dalam aturan perundang-undangan.

Namun, Bawaslu mengingatkan, agar partai politik bisa lebih berhati-hati ke depannya. “UU enggak ada mengatur ini. Kalau pidana umum, kami tidak masuk ke tindak pidana umum. Bawaslu berpatokan kepada tindak pidana pemilu di UU Pemilu No 7/2017,” jelasnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement