Senin 26 Sep 2022 07:35 WIB

Warga Tunisia Berunjuk Rasa Memprotes Kenaikan Harga

Ratusan warga Tunisia menggelar unjuk rasa memprotes kelangkaan dan kenaikan makanan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Ratusan warga Tunisia menggelar unjuk rasa memprotes kemiskinan, kenaikan harga dan kelangkaan sejumlah bahan makanan.
Foto: EPA-EFE/MOHAMED MESSARA
Ratusan warga Tunisia menggelar unjuk rasa memprotes kemiskinan, kenaikan harga dan kelangkaan sejumlah bahan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Ratusan warga Tunisia menggelar unjuk rasa memprotes kemiskinan, kenaikan harga dan kelangkaan sejumlah bahan makanan. Protes ini menambah tekanan pada pemerintah Presiden Kais Saied di saat Tunisia sudah dilanda krisis ekonomi dan politik.

Tunisia kesulitan untuk menguatkan kembali keuangan publik ketika ketidakpuasan tumbuh atas inflasi yang mencapai hampir 9 persen. Sejumlah bahan makanan juga mengalami kelangkaan karena negara itu tidak mampu belinya dari negara lain.

Negara Afrika Utara itu juga sedang mengalami krisis politik sejak Saied mengambil alih kekuasaan eksekutif di tangannya sendiri pada tahun lalu. Ia membubarkan parlemen dalam langkah yang oposisinya sebut sebagai kudeta.

Pada Ahad (25/9/2022) di distrik kumuh Douar Hicher di Ibukota Tunis, beberapa pengunjuk rasa mengangkat roti ke udara. Beberapa orang berteriak "Di mana Kais Saeid?". Pemuda yang marah membakar ban.

Di Mornag para pria muda memblokir jalan. Mereka memprotes kematian seorang laki-laki yang bunuh diri setelah polisi melecehkannya dan menyita mesin timbangan yang ia gunakan untuk menjual buah-buahan di jalan tanpa izin.

Di Douar Hicher polisi anti huru-hara melemparkan gas air mata ke pengunjuk rasa. Demonstran membalasnya dengan lemparan batu. Mereka juga meneriakan "pekerjaan, kebebasan dan martabat nasional", "kami tidak mampu membayar kenaikan harga gila", dan "di mana gula?"

Kelangkaan pangan semakin buruk di Tunisia, rak-rak pasar swalayan dan toko roti kosong. Menambah ketidakpuasan di antara warga Tunisia yang menghabiskan waktu berjam-jam mencari gula, susu, mentega, minyak sayur dan beras.

Video yang tersebar di media sosial menunjukkan puluhan konsumen berdesak-desakan untuk mendapatkan satu kilogram gula di pasar. Tunisia yang sedang mengalami krisis keuangan terburuk sedang berusaha mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mencegah keuangan publik ambruk.

Bulan ini untuk pertama kalinya dalam 12 tahun pemerintah menaikan harga gas tabung hingga 14 persen. Tunis juga menaikan harga bahan bakar untuk keempat kalinya tahun ini sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi subsidi energi, kebijakan yang diinginkan IMF.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement