Kamis 29 Sep 2022 16:01 WIB

Tim Efek Visual Avatar Buka Suara Soal Beban Berat yang Diberikan Sutradara

Film karya sutradara James Cameron ini dinilai merupakan tugas yang cukup berat.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Tim visual efek Avatar buka suara soal beban berat yang diberikan sutradara James Cameron. (ilustrasi)
Foto: Disney
Tim visual efek Avatar buka suara soal beban berat yang diberikan sutradara James Cameron. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa tahun terakhir berembus kabar dari tim visual effect (VFX) atau efek visual di Hollywood yang menyebut salah satu studio atau sutradara memberikan beban besar kepada mereka untuk beberapa film terbesar sepanjang masa. Ada banyak kabar yang mengecam Disney dan Marvel Studio karena kondisi kerja yang sulit.

Namun salah seorang tim visual yang mengerjakan film Avatar mengungkapkan, mengerjakan film karya sutradara James Cameron merupakan tugas yang cukup berat. Kembalinya Avatar ke bioskop membuktikan bahwa masih ada banyak minat dari penonton terhadap film tersebut menjelang rilis sekuelnya, Avatar: The Way of Water pada Desember 2022.

Baca Juga

Tampaknya pencarian James Cameron untuk kesempurnaan datang dengan biaya besar bagi mereka yang ditugaskan untuk menghidupkan visi sutradara di layar. Di akun Twitter-nya, tim visual efek Avatar, Nick Sinnott, menyebut sutradara itu dan perusahaan VFX tempat dia bekerja yang sekarang sudah tutup, mendorong pekerja terlalu jauh. 

“Bekerja di VFX untuk Avatar adalah menjadi satu-satunya departemen utama yang tidak memiliki serikat pekerja, dan Cameron mengeksploitasi fakta itu dengan memberi revisi tanpa bayaran, yang tak ada habisnya,” kata dia.

Dengan meningkatnya tekanan pada mereka yang terlibat dalam produksi beberapa film dan acara TV terbesar, ada banyak orang di balik layar yang sekarang mulai "bersuara". Mereka mengatakan, pada saat itu mereka dipaksa untuk bekerja dan menghadapi tenggat waktu yang sangat ketat yang diberlakukan studio pada mereka.

Pada suatu waktu, film akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibuat, dengan set dan alat peraga praktis, di mana banyak film sekarang sangat bergantung pada CGI. Persaingan kontrak besar yang sengit di Hollywood, tuntutan pekerjaan yang sempurna dalam waktu singkat, hingga biaya yamg minimum; menyebabkan banyak masalah tersembunyi di balik layar.

Baru-baru ini, Marvel Studio menerima sejumlah laporan tentang kondisi kerja yang hampir tak tertahankan di film dan acara TV yang mereka produksi. Salah satu di antaranya yaitu permintaan revisi di luar jam kerja reguler tanpa tambahan bayaran.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement