REPUBLIKA.CO.ID, PALMERSTON NORTH -- Lebih dari selusin anak sapi menunggu di sebuah peternakan penelitian di Selandia Baru untuk diberi makan Kowbucha, probiotik yang menurut penelitian dapat mengurangi sendawa. Mengurangi sendawa sapi berarti mengurangi emisi metana.
Bubuk Kowbucha dicampur menjadi minuman seperti susu yang diberikan kepada anak sapi di peternakan Massey University di Palmerston North. Pakan reguler ini adalah bagian dari serangkaian uji coba yang dilakukan oleh raksasa susu Selandia Baru Fonterra sejak 2021 untuk mengukur seberapa efektif probiotik dalam mengurangi emisi metana.
Selandia Baru telah berjanji untuk mengurangi emisi metana biogenik sebesar 10 persen dari 2017 ke 2030 hingga 47 persen pada 2050. "Momen eureka yang sebenarnya" ujar ilmuwan utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Fonterra Shalome Bassett ketika uji coba awal menunjukkan bahwa anak sapi mengeluarkan metana hingga 20 persen lebih sedikit ketika mereka menerima suplemen probiotik.
"Probiotik sangat bagus karena merupakan solusi yang sangat alami. Apa pun yang kami lakukan, itu harus sesuatu yang mudah digunakan oleh peternak, harus hemat biaya, dan kami harus memastikan bahwa itu baik untuk sapi dan tidak berpengaruh pada susu," kata Bassett.
Beberapa aditif pakan yang tersedia di luar negeri terbukti lebih efisien. Aditif pakan Bovaer Royal DSM dapat mengurangi emisi metana hingga 30 persen pada sapi perah dan lebih banyak lagi pada sapi potong.
Fonterra mengatakan, Kowbucha kemungkinan memberikan solusi yang lebih mudah secara umum. Petani hanya perlu memberi makan anak sapi ketika sedang dipelihara, mengingat hal itu diharapkan memiliki dampak yang bertahan lama.
Menurut Bassett, uji coba yang sedang berlangsung telah menunjukkan hasil yang serupa dan menjanjikan. Jika itu terus berlanjut, Fonterra berharap memiliki sachet Kowbucha di toko-toko pada akhir 2024, sebelum kebijakan petani harus mulai membayar as sendawa hewan ditetapkan.
Selandia Baru pada 2025 akan menjadi negara pertama yang menetapkan harga untuk emisi pertanian, termasuk emisi metana dari sapi dan domba yang bersendawa, yang sistem pencernaannya menghasilkan metana saat merusak vegetasi. Emisi pertanian menyumbang sekitar setengah dari emisi gas rumah kaca negara itu.
Sebelum itu, petani, bisnis, dan ilmuwan sedang mencari cara untuk mengurangi emisi tanpa mengurangi jumlah ternak. Produk pertanian merupakan lebih dari 75 persen ekspor barang negara.