REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis mulai merekrut beberapa pekerja untuk bekerja di pompa bensin ExxonMobil, Esso di tengah aksi pemogokan yang sedang berlangsung. Presiden Emmanuel Macron berjanji situasi di pompa bensin tersebut akan segera kembali normal mulai pekan depan.
“Pertanyaan yang ditanyakan semua orang adalah kapan kita akan kembali normal? Itu akan terjadi dalam minggu depan," kata Macron kepada televisi France 2 pada Rabu (12/10/2022) malam.
Aksi pemogokan tersebut dipicu oleh konflik sosial di dua perusahaan, yaitu Exxon dan Total. Macron meminta pimpinan perusahaan dan serikat pekerja untuk bertanggung jawab.
“Saya mengatakannya dengan sangat jelas jika dialog sosial tidak berhasil dalam beberapa jam mendatang, kami akan membuat (lebih banyak) permintaan,” kata Macron memperingatkan.
Perdana Menteri Prancis Elizabeth Borne meminta pihak berwenang untuk meluncurkan prosedur permintaan untuk pompa bensin Esso, dua hari setelah kesepakatan dicapai antara dua serikat pekerja dan pimpinan perusahaan mengenai kenaikan gaji. Namun beberapa serikat pekerja sayap kiri lainnya telah menolak kesepakatan itu dan melanjutkan pemogokan.
Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk segera mengambil keputusan serupa terkait fasilitas Total, tergantung dari hasil negosiasi gaji yang dimulai pada Rabu (12/10/2022).
Pengemudi terpaksa menunggu dalam antrean panjang untuk mengisi bensin. Selain itu, banyak pompa bensin tutup sementara sambil menunggu pengiriman. Juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran mengatakan, banyak orang yang terdampak atas pemogokan tersebut.
“Ada yang tidak bisa bekerja, ada yang tidak bisa mengantar anaknya ke sekolah, berbelanja, atau bahkan tidak bisa mengakses pengobatan (rumah sakit),” kata Veran.
Pihak berwenang dapat memerintahkan beberapa pekerja di depot yang terkena pemogokan untuk kembali bekerja. Borne mengatakan, sekitar 30 persen pompa bensin di Prancis mengalami kekurangan pasokan. Di salah satu pompa bensin yang tetap buka di Arcueil, di pinggiran selatan Paris, puluhan pengemudi menunggu dalam antrean panjang untuk mengisi bahan bakar.
"Ini akan menjadi masalah yang sama lagi dalam dua hari, jadi sulit. Kami berusaha bekerja cerdas, tidak mengemudi jika tidak perlu," ujar Jean Benamou, seorang kurir berusia 37 tahun, mengatakan kepada The Associated Press.
Sementara seorang pemasang CCTV, Benjamin Chaussoy, mengatakan, jika dia tidak bisa mengisi bahan bakar solar, dia tidak akan bisa bekerja. “Jika tidak ada yang tersisa, ya saya akan berharap dan mencoba untuk kembali ke rumah. Dan setelah itu, saya tidak tahu. Saya tidak tahu harus berbuat apa," ujarnya.