Rabu 12 Oct 2022 12:45 WIB

Antrean Bahan Bakar Semakin Mengular di SPBU Prancis

Sejumlah SPBU di Prancis tutup karena kekurangan pasokan bahan bakar.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Keran difoto di sebuah pompa bensin di Frankfurt, Jerman, Rabu, 5 Oktober 2022. Pengurangan produksi minyak ada di meja ketika negara-negara penghasil minyak OPEC bertemu Rabu. Aliansi OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan Rusia menimbang pemotongan satu juta barel per hari atau lebih. Idenya adalah untuk meningkatkan harga minyak yang telah jatuh dari tertinggi musim panas lebih dari $100 menjadi sekitar $80 untuk minyak mentah AS.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Keran difoto di sebuah pompa bensin di Frankfurt, Jerman, Rabu, 5 Oktober 2022. Pengurangan produksi minyak ada di meja ketika negara-negara penghasil minyak OPEC bertemu Rabu. Aliansi OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan Rusia menimbang pemotongan satu juta barel per hari atau lebih. Idenya adalah untuk meningkatkan harga minyak yang telah jatuh dari tertinggi musim panas lebih dari $100 menjadi sekitar $80 untuk minyak mentah AS.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Banyak pom bensin di Prancis tutup dan mengakibatkan kekurangan bahan bakar. Antrean yang mengular panjang di salah satu pom bensin yang buka, menjadi pemandangan cukup familiar saat ini di Prancis. Begitu juga dengan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tutup sementara karena stoknya sudah habis.

Pada Jumat (7/10/2022), pemerintah mengatakan, hampir 30 persen pom bensin di Prancis mengalami kekurangan bahan bakar. Menurut pemerintah, sebagian besar disebabkan pemogokan yang melanda kilang bahan bakar Prancis dan membuat hidup sulit bagi pengemudi di wilayah Paris dan di tempat lain.

Baca Juga

Salah seorang pengemudi, Najat Hakem sedang mengantre di sebuah pom bensin di pinggiran Paris pada Selasa (11/10/2022). Ia berharap hari itu merupakan upaya ketiganya untuk mengisi bahan bakar bisa berhasil.

“Setiap kali, dikatakan mereka memiliki solar dan ketika giliran saya mereka habis karena orang-orang melompati antrean,” katanya dilansir dari Alarabiya, Rabu (12/10/2022).

Kekecewaan beberapa orang yang mengantre sangat terasa, bahkan berujung adu mulut di salah satu stasiun. Pembelian panik oleh beberapa orang yang khawatir stasiun mungkin kehabisan bahan bakar sama sekali memperburuk masalah, meskipun pihak berwenang mendesak konsumen untuk tidak khawatir.

“Ini tidak dapat diterima di Prancis,” kata Odette Libert (81) sambil menunggu gilirannya.

Para pemogok menuntut kenaikan gaji. Ini telah memukul pasokan dari beberapa kilang, tetapi menurut pejabat, perusahaan bahan bakar mengimpor bahan bakar untuk menutupi kekurangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement