REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikit optimistis Indonesia mampu mengakhiri masa pandemi Covid-19 dengan syarat tidak ada kenaikan kasus sampai Februari 2023. "Kita banyak berdoa mudah-mudahan apa yang kita lakukan (protokol kesehatan dan vaksinasi) bisa terus menjaga Indonesia seperti ini," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Ngobrol Bareng Soal G20 Kesehatan' yang dipantau di Jakarta, Kamis (13/10/2022) malam.
Budi menjelaskan apabila Indonesia mampu melewati Desember 2022 sampai Februari 2023 secara landai, maka Indonesia adalah negara yang tidak memiliki kenaikan kasus positif Covid-19 selama 12 bulan. Menurutnya, jika itu berhasil, maka bisa dikatakan Indonesia mampu mengontrol pandemi lebih baik dibandingkan negara lain.
Ia pun berpesan agar selalu waspada, jangan jumawa, dan tetap menjaga protokol kesehatan agar Indonesia bisa lepas dari cengkeraman pandemi yang telah berlangsung selama 2,5 tahun tersebut. Indonesia melalui BUMN Farmasi PT Bio Farma saat ini sedang membuat vaksin Covid-19 dengan merek IndoVac untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri dengan kapasitas produksi hingga 20 juta dosis untuk tahun ini.
Bio Farma mulai melakukan riset dan pengembangan vaksin COVID-19 selama hampir setahun terhitung sejak November 2021 hingga 24 September 2022. Vaksin IndoVac telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022 untuk vaksinasi primer, yakni dosis I dan dosis II bagi dewasa (usia di atas 18 tahun). Selain itu, Indovac juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat ada sebanyak 204,74 juta orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, ada 171,36 juta orang yang telah menjalani vaksinasi dosis lengkap, dan terdapat 64,17 juta orang sudah mendapatkan vaksin penguat atau booster.
Pemerintah menargetkan ada sebanyak 234,66 juta orang di Indonesia menjalani program vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok.