Rabu 19 Oct 2022 07:10 WIB

11 Perempuan Tertangkap Langgar Syariat di Aceh Diberi Pembinaan

Mereka tertangkap di Pantai Ulee Lheue pukul 03.00 WIB.

Petugas Wilayatul Hisbah (WH) Kota Banda Aceh memberikan peringatan dan pembinaan kepada warga saat razia penegakan hukum syariat islam di lokasi wisata pantai Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Rabu (23/2/2022). Razia rutin yang dilaksanakan petugas WH (polisi syariat islam) sebagai upaya menegakkan hukum syariat islam yang diantaranya mengatur beberapa hal terkait minuman beralkohol, perjudian, perzinahan, bermesraan di luar hubungan nikah, seks sesama jenis dan tata cara berbusana.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Petugas Wilayatul Hisbah (WH) Kota Banda Aceh memberikan peringatan dan pembinaan kepada warga saat razia penegakan hukum syariat islam di lokasi wisata pantai Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Rabu (23/2/2022). Razia rutin yang dilaksanakan petugas WH (polisi syariat islam) sebagai upaya menegakkan hukum syariat islam yang diantaranya mengatur beberapa hal terkait minuman beralkohol, perjudian, perzinahan, bermesraan di luar hubungan nikah, seks sesama jenis dan tata cara berbusana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Banda Aceh memberikan pembinaan terhadap 11 perempuan yang tertangkap melanggar syariat Islam. Mereka diduga melanggar syariat Islam di lokasi wisata Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh. Seluruh perempuan yang tertangkap sudah diizinkan pulang.

"Dilakukan pembinaan karena memang saat ditangkap kondisi mereka tidak sedang mabuk, ada botol minuman keras, tetapi tidak dalam kondisi mabuk," kata Kabid Penegakan Syariat Islam Satpol-PP/WH Banda Aceh Roslina, di Banda Aceh, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga

Sebelumnya, tim gabungan yang terdiri dari petugas Satpol PP/WH, TNI/Polri serta masyarakat Kota Banda Aceh menangkap 11 perempuan yang diduga melanggar syariat Islam di lokasi wisata Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh. Mereka ditangkap pada Ahad (16/10/2022) pukul 03.00 WIB di Ulee Lheue, dan juga ditemukan adanya botol bekas minuman keras bersama mereka.

Roslina mengatakan, berdasarkan hasil keterangan dari para perempuan tersebut, mereka tidak ikut minum minuman keras, melainkan para laki-laki yang sudah berhasil kabur. Apalagi memang kondisi 11 wanita ini terlihat normal.

Kemudian, sejauh ini hasil pemeriksaan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh juga belum keluar, sehingga mereka dipulangkan dengan status wajib lapor. Namun, jika hasil tes narkoba ada yang positif, maka akan dibina khusus oleh BNNP.

"Kami kenakan mereka wajib lapor dan akan menjalani pembinaan terhadap mereka. Kamiterus berkoordinasi dengan pihak BNNP, setelah ada hasil mereka juga akan membina yang positif," ujarnya.

Pembinaan terhadap mereka, kata Roslina, dilaksanakan setiap pekan sampai dengan lima kali pertemuan. Dilakukan secara bersama-sama 11 wanita tersebut. "Nantinya kita juga akan membuat surat pernyataan kepada mereka untuk tidak mengulangi perbuatan serupa atau hal lain yang bertentangan dengan syariat Islam," tegas Roslina.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement