Rabu 19 Oct 2022 21:25 WIB

Kanye West Beli Platform Media Sosial Parler

Pihak Parlement Technologies yang menaungi Parler sudah membenarkan hal tersebut.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Musisi dan figur publik Amerika Serikat Kanye West dilaporkan akan membeli platform media sosial konservatif Parler.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Musisi dan figur publik Amerika Serikat Kanye West dilaporkan akan membeli platform media sosial konservatif Parler.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi dan figur publik Amerika Serikat Kanye West dilaporkan akan membeli platform media sosial konservatif Parler. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh perusahaan induk yang menaungi Parler, Parlement Technologies.

Parlement Technologies mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan sang rapper. West yang kini ingin dipanggil dengan nama Ye disebut setuju membeli perusahaan, namun persyaratan kesepakatan tidak diungkapkan secara gamblang.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, Parlement Technologies menyampaikan akuisisi itu akan memperkuat Parler di masa mendatang guna menciptakan ekosistem di mana semua suara diterima. Transaksi yang diusulkan antara West dan Parler akan mencakup penggunaan layanan cloud pribadi dan infrastruktur pusat data Parlement.

CEO Parler, George Farmer, menyambut baik rencana West mengambil alih platform media sosial itu. Farmer yang merupakan suami dari pakar konservatif Candace Owens berpendapat West sudah membuat langkah terobosan soal kebebasan berbicara.

"Tidak perlu takut dikeluarkan dari media sosial lagi. Sekali lagi, Ye membuktikan bahwa dia selangkah lebih maju dari narasi media. Parlement akan merasa terhormat untuk membantunya mencapai tujuannya," kata Farmer dalam sebuah pernyataan.

Ucapan Farmer merujuk pada momen saat West dianggap melanggar aturan sejumlah platform media sosial. Twitter pernah menghapus salah satu cicitan West. Meta juga membatasi akun Instagram West karena dianggap melanggar kebijakan platform.

Tindakan pembatasan itu lantaran West berbagi pesan teks antara dirinya dan sesama rapper P Diddy. Dalam percakapan virtual, West mengatakan ingin menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa tidak ada yang bisa mengancam atau memengaruhi dirinya.

West diketahui baru kembali aktif di Twitter setelah lama absen. Dalam pernyataannya, dia menegaskan perlunya platform media sosial yang tidak membatasi pendapat konservatif. "Di dunia di mana opini konservatif dianggap kontroversial, kita harus memastikan bahwa kita memiliki hak untuk bebas mengekspresikan diri," ungkap West, dikutip dari laman Hollywood Reporter, Rabu (19/10/2022).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement