Kamis 27 Oct 2022 20:41 WIB

Pemerintah Tambah Stok Vaksin Covid-19 pada Akhir Oktober

Pemda diminta optimalkan distribusi vaksin Covid-19

Red: Nur Aini
Vaksin Covid-19 (ilustrasi) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menginformasikan Kementerian Kesehatan merencanakan penambahan jutaan stok vaksin pada akhir bulan Oktober 2022.
Foto: PxHere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menginformasikan Kementerian Kesehatan merencanakan penambahan jutaan stok vaksin pada akhir bulan Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menginformasikan Kementerian Kesehatan merencanakan penambahan jutaan stok vaksin pada akhir bulan Oktober 2022.

"Pemerintah merencanakan penambahan stok vaksin untuk mengisi stok vaksin di beberapa daerah," kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diakses secara daring dari Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga

Satgas juga mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan stok yang saat ini masih tersedia untuk melengkapi diri dengan vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat.

"Tidak hentinya saya mengingatkan kepada masyarakat untuk segera memanfaatkan stok vaksin yang saat ini masih tersedia guna melengkapi diri dengan vaksinasi," katanya.

Satgas juga meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan distribusi vaksin yang ada sampai tingkat kabupaten/kota.

"Pemerintah daerah juga perlu memastikan kebutuhan vaksinasi masyarakat terpenuhi, sampai dengan dosis lengkap," katanya.

Wiku mengatakan vaksinasi merupakan tanggung jawab kolektif yang perlu dilakukan guna menciptakan kekebalan kelompok dari penularan Covid-19.

"Tanggung jawab kolektif ini bertujuan untuk menjaga kekebalan komunitas atau menciptakan 'herd immunity' agar tetap tinggi," katanya.

Berdasarkan hasil serosurvei terbaru di bulan Agustus, kata dia, menunjukkan kadar antibodi terhadap SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masyarakat di Indonesia telah mencapai 98,5 persen.

"Hal ini tentunya harus terus dipertahankan bahkan jika bisa terus ditingkatkan untuk mewujudkan endemi," katanya.

Meskipun secara resmi pihak yang berhak menyatakan endemi adalah Badan Kesehatan Dunia (WHO), katanya, penting untuk masyarakat memperkuat protokol kesehatan dan vaksinasi dalam rangka mendukung perubahan status tersebut.

"Perilaku masyarakat pada akhirnya akan turut menentukan perubahan status ini. Dengan berhasilnya menekan kasus positif agar tetap rendah maka dapat dikatakan bahwa Indonesia sudah separuh jalan menuju endemi," kata Wiku Adisasmito.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement