REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia membiarkan negara-negara berkembang menghadapi krisis pangan. Pernyataan itu terkait dengan keputusan Moskow menangguhkan penerapan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).
"Setiap keputusan Kremlin untuk mengganggu inisiatif ini pada dasarnya adalah pernyataan bahwa Moskow tidak peduli. Moskow tidak peduli jika dunia kelaparan. Moskow tidak peduli jika orang-orang kelaparan. Moskow tidak peduli jika krisis kerawanan pangan dunia diperparah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa (2/11/2022).
Saat ditanya apakah AS mendukung perubahan dalam BSGI, Price menjawab bahwa inisiatif itu berhasil. Mengutip data PBB, Price mengungkapkan bahwa sejak BSGI tercapai pada Juli lalu, hampir 10 juta metrik ton biji-bijian telah dikirim dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam.
Menurutnya, hal itu membantu meringankan harga pangan global. Price mengatakan bahwa “setiap ons” makanan bermanfaat bagi orang-orang yang lapar di dunia.
Pada Selasa lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka membahas tentang keberlangsungan BSGI.
"Ada pertukaran pandangan rinci tentang isu-isu yang berkaitan dengan situasi saat ini yang melibatkan implementasi kesepakatan yang dicapai dengan partisipasi pihak Turki dalam ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam," kata layanan pers Kremlin, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Pada kesempatan itu, Putin menjelaskan kepada Erdogan tentang mengapa Rusia menangguhkan implementasi BSGI. “Ditekankan bahwa rezim Kiev, dengan dukungan dari pelindung Baratnya, menggunakan koridor pengiriman kemanusiaan, yang dibuat untuk pengangkutan gandum Ukraina, untuk melakukan serangan terhadap infrastruktur dan kapal Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol, yang bertanggung jawab untuk memastikan operasi yang aman dari rute tersebut," kata Kremlin.