REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis patologi klinik July Kumalawati menganjurkan agar orang tua sebaiknya membawa anak, terutama anak di bawah usia 10 tahun, ke fasilitas kesehatan jika ingin melakukan tes usap Covid-19. Ia tidak menyarankan tes usap mandiri di rumah karena berisiko.
"Susahnya kalau di bawah 10 tahun, karena berontak. Kan (tes swab) itu tidak nyaman. Mending dibawa ke fasilitas kesehatan karena perlu bantuan orang untuk memegang dan mengetahui persis arahnya (saat alat masuk ke dalam hidung) benar atau tidak," kata dokter dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dalam webinar yang diikuti di Jakarta, dikutip Kamis (3/11/2022).
Dr Juli menjelaskan bahwa secara anatomi, anak-anak, apalagi bayi, memiliki ukuran lubang hidung yang relatif kecil. Orang tua atau petugas kesehatan harus berhati-hati untuk mengambil sampel di bagian nasofaring.
"Pengalaman pribadi saya di laboratorium tempat saya bekerja, (kalau) bayi, saya tidak berani langsung ke nasofaring. Biasanya minta tolong dari spesialis THT atau spesialis anak. Kalau memang tidak bisa, kami terpaksa hanya di bagian dalam cuping hidung walaupun kami sadar kemungkinannya untuk mendapatkannya (sampel) lebih rendah dibanding sampai belakang (nasofaring)," kata dr July.
Jika anak dalam posisi tidak bisa diam atau berontak selama pengambilan sampel, dikhawatirkan tangkai swab malah menyasar ke tempat yang tidak seharusnya. Menurut dr July, alat swab harus didorong dengan menyusuri dasar rongga hidung ke belakang arah telinga, bukan ke arah atas rongga hidung yang mengarah ke tulang tengkorak.
Selain itu, dr July mengatakan bagian dalam hidung juga dipenuhi pembuluh darah dan saraf. Jika alat swab terkena pembuluh darah, maka bisa terjadi pendarahan. Jika alat terkena saraf, maka dapat memengaruhi fungsi jantung hingga lambung.