Rabu 09 Nov 2022 12:33 WIB

PM Australia Terbuka untuk Pertemuan dengan Presiden China

Selama bertahun-tahun hubungan antara Canberra dan Beijing mengalami pergolakan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Gedung Parlemen di Canberra pada 18 Oktober 2022. Albanese mengatakan pada Rabu, 8 November 2022, pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping akan menjadi
Foto: Lukas Coch/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Gedung Parlemen di Canberra pada 18 Oktober 2022. Albanese mengatakan pada Rabu, 8 November 2022, pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping akan menjadi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese pada Rabu (9/11/2022) mengatakan, pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping akan menjadi hal positif. Selama bertahun-tahun hubungan antara Canberra dan Beijing mengalami pergolakan oleh karena sejumlah isu.

"Saya telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dialog adalah hal yang baik dan jika pertemuan diatur dengan Xi, maka itu akan menjadi hal yang positif,” kata Albanese kepada wartawan di Canberra seperti dikutip laman Aljazirah, Rabu.

Baca Juga

“Kami mengatur berbagai pertemuan tetapi belum selesai,” ujarnya menambahkan. Komentar Albanese menyusul harapan besar pertemuan tatap muka pertamanya dengan Xi selama serangkaian pertemuan para pemimpin internasional bulan ini, termasuk KTT para pemimpin G20 di Bali, Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan pekan ini bahwa Xi akan menghadiri KTT G20. Sementara kehadiran pemimpin China pada KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Bangkok dan KTT Asia Timur di Kamboja masih belum jelas.

Direktur Institut Hubungan Australia-China di University of Technology Sydney, James Laurenceson mengatakan pertemuan antara Albanese dan Xi hal yang bisa saja positif. Menurutnya ini akan menjadi peningkatan yang nyata bagi Australia untuk dapat berurusan dengan China seperti yang dapat dilakukan oleh sekutu AS lainnya di kawasan itu.

"Untuk semua hal negatif tentang China di Australia akhir-akhir ini, selain di pinggiran ekstremis, tidak ada konstituen nyata di Australia yang bersikeras tidak mengadakan pertemuan lebih baik daripada mengadakannya," kata Laurenceson.

Pada Selasa (8/11/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan kepada Menlu Australia Penny Wong, bahwa hubungan kedua negara baru-baru ini mengalami perubahan positif dan masing-masing pihak harus mengatasi kekhawatiran yang lain. Pada September, duta besar China untuk Australia menyarankan kedua pemimpin dapat bertemu tanpa syarat setelah kemenangan pemilihan federal Partai Buruh kiri-tengah Albanese pada Mei membuka pintu untuk kemungkinan perombakan hubungan kedua negara.

Albanese, yang menggantikan Scott Morrison dari Partai Liberal yang konservatif, mengatakan awal tahun ini dia akan bekerja sama dengan China. Tidak ada pemimpin Australia yang bertemu dengan Xi sejak 2019, ketika Morrison berbicara dengan pemimpin China di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang.

Sementara China adalah mitra dagang terbesar Australia, hubungan antara kedua pihak telah memburuk tajam dalam beberapa tahun terakhir karena perselisihan yang mencakup pandemi COVID-19, perdagangan, keamanan nasional, dan hak asasi manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement