REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pohon Natal dilaporkan masih dilarang diimpor ke Arab Saudi, menurut laporan media. Otoritas Zakat, Pajak, dan Bea Cukai (ZATCA) telah mengonfirmasi larangan tersebut, dengan mengatakan pohon-pohon itu adalah simbol agama non-Muslim, menurut surat kabar lokal Alwatan.
Beberapa pengkritik Saudi menolak larangan tersebut, yang muncul di tengah liberalisasi beberapa hukum sosial di kerajaan, seperti perayaan Halloween, konser pop dan hiburan lainnya. "Apakah agama kita begitu rapuh sehingga jiwa-jiwa terpengaruh oleh sebatang pohon, atau bahkan partisipasi dunia dalam merayakan ulang tahun seorang utusan keajaiban yang kelahirannya kita kenal?" kata jurnalis Saudi Turki Al-Hamad di Twitter.
"Arab Saudi hari ini menampilkan dirinya sebagai negara toleransi dan akomodasi untuk semua agama dan sekte. Apakah keputusan seperti ini membantu melukiskan gambaran itu? Saya rasa tidak," tambahnya, seperti dilansir dari Arab News, Selasa (8/11/2022).
Sebuah laporan kantor berita yang dibawa oleh beberapa outlet berbahasa Arab mengatakan ZATCA telah menyatakan tidak diizinkan mengimpor pohon Natal atau simbol-simbol lain milik agama selain agama Islam. Laporan itu mengatakan ZATCA memposting pernyataan pers ke Twitter pada Sabtu menyusul pertanyaan dari seorang wanita Saudi.
Tweet itu tidak dapat ditemukan, tetapi beberapa situs web lain yang kurang dikenal melaporkan di pos serupa yang mengonfirmasi pohon Natal adalah impor yang dilarang. Posting ini tampaknya dibuat pada Jumat sebagai tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh seorang wanita dan, meskipun diucapkan secara berbeda, tampaknya menyampaikan pesan yang sama.
Tweet tersebut tampaknya telah dihapus dan The New Arab tidak dapat memverifikasi konten atau tanggalnya. Tidak diketahui siapa yang menghapus postingan tersebut atau mengapa dan pihak berwenang tidak menanggapi permintaan komentar berulang kali.
Sebuah tweet terpisah dari ZATCA diposting pada Hari Natal tahun lalu yang mengatakan mengimpor pohon Natal dilarang kemudian dihapus. Tidak diketahui siapa yang bertanggung jawab atas penghapusan atau mengapa atau kapan itu terjadi.
Terlepas dari larangan yang dilaporkan untuk mengimpor pohon Natal, Riyadh baru-baru ini menggelar perayaan Halloween publik, sebuah pemandangan yang di masa lalu tidak akan diizinkan. Empat tahun lalu, penangkapan dilakukan setelah polisi Saudi menggerebek pesta Halloween di ibu kota. Perayaan Hari Valentine juga telah diizinkan di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir setelah larangan resmi dan agama pada acara tersebut.