Sabtu 12 Nov 2022 13:07 WIB

Trump akan Umumkan Pencalonan Presiden 2024 Pekan Depan

Ini adalah kontestasi ketiga Trump dalam memperebutkan kursi kepresidenan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
 Seorang pendukung Trump memberikan suara dengan surat suara tertulis pada hari pemilihan di tempat pemungutan suara di Old Stone School di Hillsboro, Virginia, AS, 08 November 2022. Pemilihan paruh waktu AS diadakan setiap empat tahun pada titik tengah setiap masa jabatan presiden dan tahun ini termasuk pemilihan untuk semua 435 kursi di DPR, 35 dari 100 kursi di Senat dan 36 dari 50 gubernur negara bagian serta banyak kursi lokal dan masalah pemungutan suara lainnya. Trump akan Umumkan Pencalonan Presiden 2024 Pekan Depan
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Seorang pendukung Trump memberikan suara dengan surat suara tertulis pada hari pemilihan di tempat pemungutan suara di Old Stone School di Hillsboro, Virginia, AS, 08 November 2022. Pemilihan paruh waktu AS diadakan setiap empat tahun pada titik tengah setiap masa jabatan presiden dan tahun ini termasuk pemilihan untuk semua 435 kursi di DPR, 35 dari 100 kursi di Senat dan 36 dari 50 gubernur negara bagian serta banyak kursi lokal dan masalah pemungutan suara lainnya. Trump akan Umumkan Pencalonan Presiden 2024 Pekan Depan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Donald Trump akan mengumumkan pencalonan presiden 2024 pada pekan depan. Sebelumnya, Trump kerap mengisyaratkan dia akan kembali berpartisipasi dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 Amerika Serikat (AS). 

“Trump akan mengumumkan pada Selasa bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden. Ini akan menjadi pengumuman yang sangat profesional, sangat tertutup," kata penasihat Trump, Jason Miller kepada mantan ajudan Trump Steve Bannon di siniar “War Room” yang populer.

Baca Juga

Trump mengatakan kepada Miller bahwa ia siap kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Ini adalah kontestasi ketiga Trump dalam memperebutkan kursi kepresidenan, termasuk kekalahannya dari Joe Biden pada 2020. Setelah kekalahan dalam pemilihan 2020, Trump memprovokasi klaim kecurangan pemungutan suara yang tidak berdasar. Hal ini menyebabkan kerusuhan di Capitol.

Trump menghadapi hasil mengecewakan untuk beberapa kandidat yang dia dukung dalam pemilihan paruh waktu. Beberapa kandidat favorit pilihannya kehilangan kursi yang dipegang Partai Republik dari Demokrat.

Sejauh ini Partai Republik meraih 211 kursi. Partai ini tampaknya siap untuk mengamankan mayoritas tipis di House of Representatif yang memiliki total 435 kursi.  

Pada Oktober, Trump menyampaikan keinginannya untuk kembali mencalonkan diri dalam pilpres AS dalam sebuah pertemuan umum di Texas. Mengacu pada para pendukungnya yang memilihnya untuk menjadi presiden pada tahun 2016, Trump meyakini, pendukungnya kali ini akan lebih kuat dari sebelumnya.

 "Mayoritas yang diam kembali lebih kuat dari sebelumnya. Rekan-rekan pendukung saya, perjalanan luar biasa yang kita jalani bersama ini baru saja dimulai," kata Trump.

Presiden AS Joe Biden juga telah mengumumkan keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2024. Biden, yang kini berusia 79 tahun, merupakan tokoh tertua yang menjabat orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Keinginan Biden untuk kembali maju dalam pilpres AS disampaikan saat dia diwawancara MSNBC di Delaware State University di Dover. “Saya belum membuat keputusan formal itu (maju kembali dalam kontestasi pilpres). Namun itu adalah niat saya, niat saya untuk mencalonkan diri lagi, dan kami punya waktu untuk membuat keputusan itu,” kata Biden, dikutip Washington Post, Sabtu (22/10).

Dalam wawancara tersebut, jurnalis MSNBC, Jonathan Capehart, turut menyinggung autobiografi Biden berjudul “Promise Me, Dad” yang diterbitkan pada 2017. Capehart bertanya tentang kata-kata apa yang disampaikan anak Biden, yakni Beau Biden, saat bersikeras memintanya maju dalam pilpres AS 2016. Beau meninggal akibat kanker otak pada 2015.

Biden menjawab, anaknya memintanya mencalonkan diri tergantung pada siapa lawannya. “Tergantung pada siapa lawannya. Jika mereka memiliki pandangan yang sangat bertentangan dengan apa yang saya yakini sebagai demokrasi, dan saya yakin itu baik untuk kebanyakan warga Amerika, maka argumennya adalah, “Ayah, Anda memiliki kewajiban untuk melakukan sesuatu’,” kata Biden. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement