Kamis 17 Nov 2022 07:48 WIB

Macron: KTT G20 Kirim Pesan yang Jelas untuk Hentikan Perang

Sebagian besar anggota G20 secara eksplisit mengutuk perang di Ukraina.

Presiden Perancis Emmanuel Macron memastikan komitmen Perancis dalam transisi energi dan ketahanan pangan yang menjadi pilar utama komunike KTT G20, Rabu (16/11).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Presiden Perancis Emmanuel Macron memastikan komitmen Perancis dalam transisi energi dan ketahanan pangan yang menjadi pilar utama komunike KTT G20, Rabu (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berhasil mengirim pesan yang jelas untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. KTT G20 Bali resmi ditutup, Rabu (16/11/2022) malam.

"Meskipun (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak datang, pesan yang dikirim oleh kekuatan ekonomi utama dari Bali sangat jelas... sebagian besar anggota G20 secara eksplisit mengutuk perang di Ukraina," kata Macron dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, pada Rabu.

Baca Juga

Sambil menegaskan G20 tidak menutup mata terhadap perang, Macron menjelaskan bahwa kelompok negara-negara tersebut menyoroti masih ada ruang pembicaraan, termasuk dengan negara berkembang seperti China dan India, untuk mendorong Rusia mengakhiri konflik.

"Sekarang waktunya bagi Rusia untuk mendengar pesan yang disampaikan oleh komunitas internasional dan kembali ke meja negosiasi," tutur dia.

Macron kemudian menyinggung perkembangan terbaru atas konflik Rusia-Ukraina, yaitu jatuhnya rudal di sebuah desa di Polandia yang dekat dengan perbatasan Ukraina. Insiden itu, yang terjadi pada Selasa (15/11/2022), menewaskan dua orang dan memicu reaksi dari kepala negara G7+ yang segera melakukan pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 di Bali pada Rabu pagi.

"Kami sedang bekerja sama dengan Polandia untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan kami melakukannya dengan seluruh sekutu yang kami temui pagi ini," ujar Macron mengenai rapat G7.

Presiden Polandia Andrzej Duda pada Rabu mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa serangan rudal itu sengaja menargetkan Polandia. "Kami tidak mengantongi bukti bahwa roket itu diluncurkan oleh pihak Rusia, kemungkinan besar roket itu digunakan oleh pasukan pertahanan Ukraina," kata dia.

Dalam Bali Leaders Declaration atau Deklarasi Bali, yang disepakati para kepala negara G20 dalam KTT kelompok kerja sama 19 negara plus Uni Eropa itu, menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina. Para pemimpin G20 sepakat menuntut Rusia menarik seluruh pasukannya, tanpa syarat, dari Ukraina.

Sebagian besar anggota G20 juga mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa perang tersebut menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa. Selain itu, kata mereka, perang di Ukraina memperburuk kerentananekonomi global, menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan krisis energi dan pangan, dan meningkatkan risiko pada stabilitas keuangan.

Baca juga : Ketua BEM Universitas Udayana Tanggapi Tuduhan Disebut Provokator G20

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement