Kamis 17 Nov 2022 09:32 WIB

Jenderal AS: Ukraina tidak Punya Peluang Tinggi untuk Menang dalam Waktu Dekat

Rusia masih memiliki kekuatan tempur yang signifikan di Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Aksi Aktivis Lingkungan Serang Karya Seni
Foto: Reuters / AP
Aksi Aktivis Lingkungan Serang Karya Seni

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Mark Milley, pada Rabu (15/11/2022) mengatakan, Ukraina tidak punya peluang tinggi untuk meraih kemenangan dalam waktu dekat. Jenderal Angkatan Darat AS itu memperingatkan, Rusia masih memiliki kekuatan tempur yang signifikan di Ukraina meskipun mengalami kemunduran di medan perang sejak invasi pada Februari.

"Kemungkinan kemenangan militer Ukraina dalam waktu dekat tidak tinggi. Secara politis, mungkin ada solusi politik di mana, secara politis, Rusia mundur. Itu mungkin. Rusia saat ini berada di belakang," kata Milley dalam konferensi pers di Pentagon.

Baca Juga

Milley menambahkan, Amerika Serikat akan mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri selama diperlukan. Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Milley dan Austin berbicara kepada wartawan setelah pertemuan virtual antara puluhan menteri pertahanan dari negara yang mendukung Ukraina dengan perangkat keras militer, pelatihan, dan dukungan intelijen.

Ukraina telah berjanji untuk terus menekan pasukan Rusia sampai merebut kembali kendali atas semua wilayah yang diduduki.  Selama akhir pekan, pasukan Ukraina merebut kembali kota Kherson yang strategis di selatan. Langkah ini memicu optimisme tentang prospek militer Kiev yang lebih luas menuju musim dingin.

“Ukraina akan terus bertahan. Ukraina tidak akan mundur,” kata Milley.

Sebelumnya dua orang tewas dalam ledakan di sebuah desa di Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina pada Selasa (15/11/2022). Ledakan itu diduga disebabkan oleh rudal Rusia. 

Ledakan itu terjadi setelah Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa. Menurut Ukraina, ini adalah gelombang serangan terberat dalam hampir sembilan bulan setelah invasi Rusia.  Beberapa rudal menghantam Kota Lviv, yang terletak kurang lebih 80 kilometer dari perbatasan Polandia.  

Kemungkinan ledakan di Polandia diakibatkan oleh serangan Rusia yang disengaja atau tidak disengaja. Ledakan ini telah menimbulkan kekhawatiran. Seorang pejabat NATO mengatakan, aliansi sedang menyelidiki laporan dan berkoordinasi erat dengan Polandia.

Associated Press yang mengutip seorang pejabat senior intelijen AS melaporkan, ledakan terjadi di desa Przewodow, Polandia timur. Radio ZET Polandia juga melaporkan bahwa dua rudal nyasar menghantam Przewodow, dan menewaskan dua orang. Desa ini berjarak 6 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina

Setelah serangan rudal itu, Milley mencoba menghubungi kepala staf militer Rusia namun tidak berhasil. Milley mengatakan, serangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang limpahan perang ke wilayah negara anggota NATO.

Para pemimpin NATO pada Rabu mengatakan, rudal yang menghantam Polandia mungkin adalah peluru nyasar yang ditembakkan oleh pertahanan udara Ukraina. NATO meyakini, rudal itu bukan serangan Rusia.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement