REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengalami perkembangan pesat di Spanyol dengan berbagai kemajuan di banyak bidang. Namun sebelum sampai pada masa kejayaan, Islam di Spanyol melewati beberapa fase hingga akhirnya mencapai peradaban tersohor di dunia.
Dalam Jurnal Al-'Adalah dari Institut Pesantren KH Abdul Chalim, yang ditulis Nur Dinah Fauziah dan Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, disebutkan bahwa fase pertamanya dimulai pada 711-755 M. Fase ini tergolong sulit, karena Islam di Spanyol pada masa ini belum menemukan bentuk stabilitas politik yang sempurna. Ada sejumlah hambatan yang terjadi baik dari sisi internal maupun eksternal.
Hambatan internalnya ialah perselisihan di antara elite penguasa. Hal ini karena ada perbedaan pandangan antarkhalifah di Damaskus dan kegubernuran Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, tentang siapa yang menaklukkan Spanyol. Masing-masing mengklaim sebagai penakluk Spanyol.
Sedangkan hambatan eksternal muncul dari musuh-musuh Islam di Spanyol kala itu, yang berasal dari daerah pegunungan. Fase ini berakhir setelah dipimpin oleh Abd al-Rahman Al-Dakhil pada 755 M.
Fase berikutnya ketika Spanyol ada di bawah pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, pada 755-912 M. Amir pertamanya yakni Abdurrahman I dengan gelar Al-Dakhil, yang merupakan keturunan dari Bani Umayyah. Dia membangun masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Selama fase ini, umat Islam mencapai kemajuan di berbagai bidang.
Fase selanjutnya dimulai dari 912-1013 M, di bawah kepemimpinan Abd al-Rahman III dengan gelar An-Nasir. Dia mendirikan Universitas Cordova. Bahkan di perpustakaannya terdapat koleksi ratusan buku. Dalam fase ini, umat Islam berada di puncak kejayaan. Rakyat saat itu sejahtera dan makmur.
Fase keempat, ialah pada 1013-1086 M. Di periode ini, Spanyol sudah terpecah menjadi banyak negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukut Tawaif di beberapa kota. Misalnya Cordova, Taledo, Sevilla dan lainnya.
Lalu pada fase kelima (1086-1248 M), kekuasaan Islam di Spanyol masih terpecah-pecah menjadi banyak negara. Namun, masih di bawah kepemimpinan Dinasti Murabitun selama periode 1086-1143 M, dan Dinasti Muwahiddun selama periode 1146-1235 M. Di periode inilah, Islam di Spanyol dipegang oleh kepemimpinan yang lemah.
Fase berikutnya ada pada rentang 1248-1492 M. Di fase ini, kekuasaan Islam semakin mengendur. Islam hanya berkuasa di Granada di bawah kepemimpinan Dinasti Ahmar selama periode 1232-1492 M.
Dari sisi peradaban memang terbilang maju, namun hanya berada di wilayah yang cakupannya kecil. Hingga akhirnya berakhir karena adanya perselisihan di antara orang istana dalam merebut kekuasaan.