Jumat 02 Dec 2022 10:30 WIB

Uni Eropa Peringatkan Elon Musk Soal Penanganan Propaganda di Twitter

Konten propaganda di Twitter dapat untungkan Rusia yang sedang berperang di Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Logo Twitter digantung di luar kantor perusahaan di San Francisco pada 1 November 2022. Seorang pejabat tinggi Uni Eropa memperingatkan Elon Musk pada Rabu 30 November 2022 bahwa Twitter perlu meningkatkan langkah-langkah untuk melindungi pengguna dari ujaran kebencian, informasi yang salah, dan tindakan berbahaya lainnya. konten untuk menghindari pelanggaran aturan baru yang mengancam raksasa teknologi dengan denda besar atau bahkan larangan di blok 27 negara.
Foto: AP Photo/Noah Berger
Logo Twitter digantung di luar kantor perusahaan di San Francisco pada 1 November 2022. Seorang pejabat tinggi Uni Eropa memperingatkan Elon Musk pada Rabu 30 November 2022 bahwa Twitter perlu meningkatkan langkah-langkah untuk melindungi pengguna dari ujaran kebencian, informasi yang salah, dan tindakan berbahaya lainnya. konten untuk menghindari pelanggaran aturan baru yang mengancam raksasa teknologi dengan denda besar atau bahkan larangan di blok 27 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Wakil Presiden Komisi Eropa Vera Jourova melayangkan peringatan kepada Elon Musk soal penanganan konten propaganda di media sosial Twitter. Dia mengatakan, kegagalan dalam mengatasi konten palsu atau menyesatkan secara daring dapat menyebabkan penyalahgunaan Twitter yang sangat cepat.

Menurut Jourova, pengabaian konten propaganda di Twitter juga dapat menguntungkan Rusia yang kini berperang dengan Ukraina. Sebab Moskow menyebarluaskan propagandanya ke berbagai platform media sosial, tak terkecuali Twitter.

Baca Juga

“Dengan tidak bertindak secara aktif melawan propaganda, yang berarti menghilangkan potongan-potongan propaganda, disinformasi, maka Anda (Elon Musk) mendukung perang secara aktif. Ini akan menjadi usaha atau petualangan yang sangat rumit dan mungkin berbahaya bagi Tuan Musk yang ingin dilihat sebagai seseorang yang membantu Ukraina,” kata Jourova saat diwawancara Bloomberg, Kamis (1/12/2022).

Jourova menyampaikan, Elon Musk pun berpotensi dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa dalam kasus ini. “Jika jaringan mudah digunakan oleh propaganda Rusia, maka Anda sangat mungkin melanggar aturan sanksi karena Anda mungkin mendistribusikan konten yang dikembangkan oleh media yang terkena sanksi, seperti Russia Today dan Sputnik,” ucap Jourova.

Dia memperingatkan, Elon Musk tidak boleh meremehkan Uni Eropa dan sanksi berat yang pada akhirnya akan dihadapi Twitter jika gagal mematuhi aturan perhimpunan Benua Biru. Sejak mengakuisisi Twitter pada Oktober lalu, Elon Musk sudah melakukan perombakan struktural pegawai di perusahaan media sosial tersebut. Dia memecat sekitar separuh dari total staf di Twitter. Pegawai yang ditugaskan memerangi disinformasi di platform tersebut tak luput dari pemecatan. 

Musk telah berjanji akan membawa kembali kebebasan berbicara di Twitter. Musk memiliki kepercayaan bahwa semua konten yang diizinkan undang-undang harus diberi ruang di Twitter. Pada Senin (28/11/2022) lalu, dia telah menggambarkan tindakannya sebagai "revolusi melawan sensor daring di Amerika". 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement