REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Avatar: The Way of Water yang sedang tayang di bioskop sarat pesan tentang pelestarian lingkungan. Konservasi laut menjadi isu yang disorot dalam film besutan 20th Century Studios arahan sutradara James Cameron tersebut.
Berbagai protes disajikan secara simbolis, termasuk soal eksploitasi alam dan perburuan fauna laut yang brutal. Penonton akan disuguhi adegan menyesakkan saat sejumlah satwa laut diburu tanpa ampun, mengingatkan kondisi di kehidupan nyata.
Seperti sinema pertama, di sekuel ini suku Na'vi di Pandora berusaha mempertahankan teritorinya dari ancaman pihak luar. Saat menyimak perkampungan serta alam yang mereka jaga dirusak dan dibombardir oleh "penjajah", ada rasa tertampar sebab hal serupa pun terjadi di kehidupan yang sebenarnya.
Dalam film, eksploitasi alam dan invasi itu dikaitkan dengan konflik yang dihadapi sang tokoh utama, Jake Sully (Sam Worthington). Demi melindungi istri dan keempat anaknya, Sully menjauh dari kelompoknya sendiri. Dia dan keluarganya berakhir di perkampungan klan laut Metkayina.
Terbiasa hidup di hutan di antara pepohonan, kini keluarga Sully harus terbiasa dengan laut. Itu tidak mudah bagi mereka. Bagaimanapun, berbagai adegan ketika Sully dan keluarganya beradaptasi dengan laut amat menarik disimak.