REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika menonton Cek Toko Sebelah 2, penonton pasti akan menyadari bahwa pandangan-pandangan dari sisi perempuan sangat ditonjolkan. Namun, sutradara Ernest Prakasa dan penulis naskah Meira Anastasia mengaku bukan ingin mengampanyekan feminisme.
"Gue rasa beda ya antara feminin dan feminis, di sini tuh lebih ke feminin, perspektif perempuan tanpa menjadi kampanye feminisme," ujar Ernest saat ditemui di press screening Cek Toko Sebelah 2 di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Lebih lanjut, Meira mengatakan pada sekuel ini, Ernest memberikan kesempatan lebih luas padanya untuk menulis skenario. Pada film pertama memang juga ada pandangan perempuan, tetapi dirinya dulu lebih banyak mengalah, apalagi soal candaan yang dilontarkan.
"Jadi memang kalau dilihat (filmnya) cukup feminin ya, lebih banyak dari sudut pandang perempuan. Memang dari dulu juga ada, tapi dulu banyak ngalah. Sekarang bahkan jokes pun nanya ke aku, kalau nggak, ya nggak. Kami mau bikin film yang lebih ramah perempuan," ucap Meira.
Sebagai orang tua, khususnya dari sisi ibu dengan segala pengalaman hidupnya, Cek Toko Sebelah 2 memperlihatkan perjuangan membesarkan anak dan keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik. Lalu, sebagai istri dalam sebuah pernikahan, film ini mengangkat isu childfree yang belakangan sering disuarakan sejumlah perempuan.