Selasa 27 Dec 2022 21:59 WIB

Bakar Kalori Saat Cuaca Panas Vs Dingin, Mana yang Lebih Maksimal?

Ada perdebatan yang mengaitkan pembakaran kalori saat cuaca panas dan dingin.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Ada perdebatan yang mengaitkan pembakaran kalori saat cuaca panas dan dingin.
Foto: www.pixabay.com
Ada perdebatan yang mengaitkan pembakaran kalori saat cuaca panas dan dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang memiliki pendapat tentang cara terbaik untuk menurunkan berat badan. Namun, kunci menurunkan berat badan terdapat pada formula sederhana, yakni membakar lebih banyak kalori dari yang dikonsumsi.

Ada kondisi yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan, yakni sindrom Cushing atau hipertiroidisme, dan faktor gaya hidup seperti hormon dan stres. Tetapi kalori tetap menjadi penyebab terbesarnya.

Baca Juga

Menurut Medical News Today, kalori adalah energi yang diperoleh tubuh dari makan dan minum, serta energi yang dibakar selama berolahraga. Untuk mengetahui berapa banyak kalori per hari yang dibutuhkan, Harvard Medical School merekomendasikan dengan mengalikan berat badan saat ini dengan 15.

Menurunkan berat badan dengan aman mengharuskan seseorang untuk menurunkan jumlah kalori harian sekitar 500 hingga 1.000 per hari. Ketika konsumsi kalori terlalu rendah atau terlalu tinggi, masalah kesehatan akan muncul.

Dilansir dari HealthDigest, Selasa (27/12/2022), tujuan pembakaran kalori adalah menciptakan apa yang disebut defisit kalori, di mana tubuh membakar lebih banyak kalori per hari daripada yang dikonsumsi. Satu pon lemak, misalnya, adalah sekitar 3.500 kalori. Jadi, untuk menurunkan satu pon dalam sepekan, maka perlu membakar sekitar 500 kalori per hari. 

Ada sejumlah teori tentang cara terbaik untuk melakukannya, mulai dari bentuk olahraga terbaik hingga suhu terbaik ketika berolahraga. Pendukung gagasan bahwa tubuh membakar lebih banyak kalori saat cuaca dingin, menunjukkan proses yang dikenal sebagai thermogenesis. Thermogenesis terjadi ketika tubuh harus membakar kalori agar tetap hangat dan mempertahankan suhu intinya.

Selain itu, sebuah studi tahun 2014 oleh Garvan Institute of Medical menunjukkan bahwa olahraga dalam suhu dingin, memiliki kemampuan untuk mengubah lemak putih yang menyimpan energi menjadi lemak coklat pembakar kalori. Berolahraga dalam cuaca panas memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras agar tubuh tetap dingin, yang juga membantu membakar lebih banyak kalori. Namun, sebagian besar berat yang akan diturunkan dalam keadaan ini mungkin adalah berat air.

Selain itu, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di Sports Medicine menunjukkan bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim yang lebih hangat, membuat dampak berolahraga dalam cuaca panas berkurang seiring waktu. Meskipun ada manfaat potensial untuk berolahraga baik dalam cuaca panas maupun dingin, tetapi direkomendasikan berolahraga dalam suhu mulai dari 20 hingga 22 derajat Celsius.

Jika ingin memilih berolahraga dalam cuaca panas atau dingin, berhati-hatilah. Saat berada dalam cuaca dingin, periksa kondisi, kenakan pakaian berlapis, dan perhatikan tanda-tanda hipotermia.  Jika panas, tetaplah terhidrasi, kenakan tabir surya, dan perhatikan waktu keluar. Sama pentingnya dengan menjaga kesehatan, penting juga untuk menjaga tubuh tetap aman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement