REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY -- Paus Emeritus Benediktus XVI memegang salah satu posisi tertinggi di dunia tetapi di tahun-tahun terakhir kehidupannya menyatakan keinginan untuk tersembunyi dari dunia. Gereja akan menghormatinya dengan mengabulkan keinginannya untuk proses sederhana tetapi memberi beberapa kemegahan yang disediakan untuk seorang pemimpin Gereja Katolik Roma.
Jenazah Paus Benediktus telah ditampilkan ke publik pekan ini selama tiga hari dan prosesi pemakaman akan dilakukan pada Kamis (5/1/2023). Beberapa ritual akan berlangsung di luar mata publik menggunakan campuran ritual, beberapa kuno, beberapa disesuaikan dengan zaman modern.
Akan ada bentuk lain dari upacara sarat tradisi di Lapangan Santo Petrus di hadapan puluhan ribu orang, termasuk para pemimpin nasional dan perwakilan keluarga kerajaan berbagai negara.
Pada Rabu (4/1/2023) malam, setelah pengunjung terakhir meninggalkan Basilika Santo Petrus, tempat jenazah Paus ke-265 dipajang, tubuh itu akan ditempatkan di peti mati yang dipahat dari pohon cemara. Prosesi ini merupakan momen yang sangat pribadi.
Sebelum penutup ditempatkan di atas peti mati, menurut Vatikan, benda-benda yang diidentifikasi dengan kepausannya selama hampir delapan tahun akan ditempatkan di dalamnya. Itu termasuk medali dan koin Vatikan dengan gambarnya yang dicetak selama kepausannya dan diedarkan dalam dominasi euro.
Sebuah akun tertulis satu halaman tentang kepausannya yang dikenal dalam bahasa Italia sebagai "rogit" digulung dan dimasukkan ke dalam tabung silinder. Benda itu pun kemudian ditempatkan di dalam peti mati.
Selain itu, pallium atau ciri khas karier klerikalnya pun akan ikut masuk ke dalam peti. Stola ramping, dibuat dari wol domba oleh biarawati di sebuah biara di Roma, itu adalah simbol khas paus, yang juga uskup Roma, dan sebagai pendeta dari kawanan umat Katolik.
Paus Benediktus memiliki gambar pallium yang diintegrasikan ke dalam lambang kepausannya. Stola juga diberikan kepada para kardinal dan uskup agung. Dia dalam kariernya menjabat sebagai uskup agung Munich di negara asalnya, Jerman, dan diangkat menjadi kardinal oleh St. Paus Paulus VI pada 1977.
Peti mati itu akan kembali dilihat publik sekitar pukul 08:45 pada Kamis ketika dibawa keluar dari basilika. Umat Katolik di Lapangan Santo Petrus yang diperkirakan berjumlah sedikitnya 60 ribu telah diundang untuk berdoa rosario dengan suara keras. Paus Fransiskus akan memimpin pemakaman, mengambil tempat di depan altar berkanopi dan menyampaikan homili dan doa.