Rabu 11 Jan 2023 00:53 WIB

Megawati: Jokowi Kalau tidak Ada PDIP, Aduh Kasihan

Megawati mengingatkan Jokowi bahwa PDIP banyak membantu pemerintahannya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Maruf Amin (kanan) dan Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri (tengah) saat tiba di acara HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 PDI Perjuangan mengusung tema Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. Dalam acara tersebut Ketua Umum PDI Perjuangan menyampaikan pidato politiknya yang berisi imbauan kepadamkader partainya untuk disiplin berpegang pada aturan partai serta memilih untuk menunda mengumumkan Calom Presiden pada momentum perayaan HUT ke-50.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Maruf Amin (kanan) dan Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri (tengah) saat tiba di acara HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 PDI Perjuangan mengusung tema Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. Dalam acara tersebut Ketua Umum PDI Perjuangan menyampaikan pidato politiknya yang berisi imbauan kepadamkader partainya untuk disiplin berpegang pada aturan partai serta memilih untuk menunda mengumumkan Calom Presiden pada momentum perayaan HUT ke-50.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri melontarkan candaan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, seharusnya ia mendapatkan perhargaan karena PDIP menjadi pelopor pencegahan stunting pada anak.

"Pak Jokowi iku yo ngono lho mentang-mentang. Lho iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP juga aduh kasihan dah," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

PDIP, jelas Megawati, adalah sosok yang mengatarkan dan memenangkan Jokowi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. Termasuk dalam pemilihan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) Jokowi pada Pilpres 2019.

"Pak Maruf itu dulunya sama-sama di BPIP, waktu itu masih UKP-PIP. Terus ada Pak Mahfud, terus saya bilang gini, 'Pak Jokowi, entar kalau ini minta izin pendamping Bapak Pak Ma'ruf ya," ujar Megawati.

Hal senada juga terjadi kepada Mahfud MD yang sebelumnya juga merupakan bagian dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Hingga akhirnya, Mahfud ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

"Kok enak ya mereka, aku tadinya bosnya mereka, eh tiba-tiba diambil Pak Jokowi tung tung tung lha aku kok ora dijupuk ya, ya mestine yo katut aku, tetap di BPIP'. Karena saya tidak cari kuasa," ujar Presiden kelima Republik Indonesia itu.

Secara khusus, ia mengingatkan bahwa partainya memiliki tiga pilar yang harus dijalankan. Namun, ia menyoroti masih adanya orang-orang yang tidak disiplin dan tak menjalankan tiga pilar tersebut.

Meski tak keluar dalam dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, Megawati tetap melakukan pemantauan terhadap kader-kadernya. Tegasnya, kadernya yang tidak berdisiplin dalam berpartai adalah sosok yang tidak memiliki harga diri.

"Jadi kamu kalau tak bisa mengerti apa yang ibu maksud, jangan ada di PDI Perjuangan, jangan. Lebih baik pindah, keluar, karena di kita yang diperlukan adalah sehati," ujar Megawati.

Ia menanyakan kepada ribuan kader yang hadir di JIExpo, sosok yang tak berdisiplin harus diapakan. Lalu, terdapat banyak kader di sana yang meneriakkan bahwa sosok tersebut harus dipecat.

"Jadi ibu musti apa dong? Ibu musti apa? Hayo jawab sendiri, ibu mesti apa? Tuh akeh sing meneng, timbang sing teriak. Satu suara, ibu mesti apa?" tanya Megawati dijawab dengan teriakkan, "pecat!".

Baca juga : Capres PDIP, Megawati: Urusan Gue

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement